[caption id="attachment_327084" align="aligncenter" width="320" caption="http://abenbella.blogspot.com/2013/11/komitmen-26-oktober-bukti-gerindra.html"][/caption]
Sejumlah Kepala Desa mempersoalkan surat yang dikirimkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Dalam surat tertanggal 26 Oktober 2013 lalu, Prabowo telah berjanji akan mengalokasikan minimal Rp 1 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja negara untuk bisa disalurkan ke semua desa jika bisa mendukung Gerindra nanti.
Bahkan Kepala Desa Penggarit, Pemalang Jawa Tengah, Imam Wibowo mengatakan bahwa surat Prabowo telah berkaitan dengan Undang-Undang Desa yang telah disahkan DPR dan pemerintah pusat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Gerindra dan Prabowo seakan-akan bak pahlawan kesiangan dan menuding hal tersebut sebagai salah satu bukti bahwa Gerindra dan Prabowo berkontribusi besar dalam pembahasan Undang-Undang Desa tersebut.
Bayangkan saja ketika Gerindra dan Prabowo secara blak-blakan percaya diri bahwa mereka akan menjadi pemenang dalam Pemilu 2014 ini, berarti mereka punya janji yang harus ditepati, namun sayang ketika janji tersebut dilontarkan oleh Gerindra dan Prabowo tersebut menjadi salah satu bukti kuat bahwa semua desa yang ada di Indonesia memang sangat tidak percaya bahwa anggaran tersebut akan keluar.
Anehnya lagi adalah, ketika janji akan menyalurkan dana 1 miliar ke tiap desa tersebut disisipkan dengan mendukung seratus persen Gerindra untuk dapat meraih suara banyak. Hal inilah yang menjadi sebuah pertanyaan kita, bahwa demi mencari sebuah kekuasaan Gerindra dan Prabowo rela menjanjikan iming-iming yang membuat tergiurnya rakyat, bukan itu saja yang dilakukan Gerindra dan Prabowo bahkan mereka terindikasi menyuap beberapa orang-orang yang dianggap punya wibawa di daerah untuk dapat mengusung Gerindra dan Prabowo saat ini.
Fenomena yang terjadi terhadap Gerindra dan Prabowo tersebut justru menjadi sebuah pertanyaan rakyat kali ini, apakah Gerindra dan Prabowo cukup pantas memimpin bangsa ini kedepan. Penulis hanya mencoba mengulas beberapa kecurangan yang terungkap oleh partai tersebut, sebab kita tahu bahwa untuk mencari sebuah kekuasaan memang tidak ada yang benar-benar baik dan dikembalikan pada uang yang berbicara.
Dengan uang yang banyak tentunya kekuasaan dapat diraih, namun uang juga belum tentu dapat meraih simpatik rakyat saat ini, sebab rakyat tidak bodoh dalam menilai sosok dan partai untuk bisa melanggengkan mereka meraih kepemimpinan bangsa ini. Oleh sebab itulah layaknya kita sebagai rakyat berpikir lebih bijak lagi dalam memilih sosok maupun partai yang akan diusung dengan memilah hal yang positif tersebut tentunya akan mendapat hal yang positif pula untuk Indonesia yang lebih baik lagi.
SALAM KOMPASIANA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H