Mohon tunggu...
Salwa Wulandari
Salwa Wulandari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi menulis, menggambar, menyanyi, membaca, dan berolahraga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fenomena Terjadinya Cabut dan Akibatnya Bagi Karakter Siswa

3 Februari 2025   22:56 Diperbarui: 3 Februari 2025   22:56 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Proses Terjadinya Cabut Sekolah

Proses terjadinya cabut sekolah diawali oleh pemicu, baik dari dalam diri siswa (internal) maupun dari faktor eksternal. Pemicu internal dapat berupa ketidaksukaan terhadap mata pelajaran tertentu, kesulitan dalam memahami materi, atau kurangnya motivasi belajar. Sementara itu, pemicu eksternal dapat berupa masalah sosial seperti perundungan atau merasa tidak diterima di lingkungan sekolah, masalah keluarga, atau pengaruh teman sebaya yang sering cabut. Pemicu-pemicu ini mendorong siswa untuk mempertimbangkan cabut sebagai solusi untuk menghindari masalah atau ketidaknyamanan yang mereka rasakan.

Setelah mempertimbangkan, siswa mulai merencanakan aksinya. Mereka mencari alasan yang tepat untuk cabut, membuat surat izin palsu, atau mencari teman untuk cabut bersama. Pada hari yang ditentukan, siswa melaksanakan rencana cabutnya. Mereka mungkin tetap berangkat dari rumah dengan seragam, namun kemudian mengubah arah tujuan. Siswa pergi ke tempat yang mereka sukai, seperti taman, mal, warnet, atau rumah teman. Selama cabut, siswa merasa senang dan bebas karena tidak terikat dengan rutinitas sekolah.

2. Penjelasan Cara Cabut Sekolah

Cabut sering kali dilakukan oleh siswa yang merasa lelah atau tidak memiliki motivasi untuk melakukan tugas atau aktivitas yang diwajibkan. Cara cabut yang umum dilakukan adalah dengan membuat alasan yang tidak masuk akal, seperti sakit atau ada urusan keluarga, untuk menghindari tugas atau aktivitas tersebut.

Contohnya, siswa mengirimkan pesan kepada guru bahwa izin sakit atau memiliki urusan keluarga yang mendesak, padahal sebenarnya hanya ingin beristirahat, menonton film, bermain game, atau melakukan kegiatan lain yang tidak terkait dengan tugas.

3. Kronologi Cabut Sekolah

Cabut biasanya dimulai dengan perasaan lelah, stres, atau kebosanan terhadap tugas yang diwajibkan. Pada tahap ini, seseorang mungkin mulai mencari alasan untuk tidak melakukan tugas atau pekerjaan tersebut, seperti merasa sakit, memiliki urusan keluarga, atau mengalami masalah teknis.

Setelah alasan tersebut ditemukan, seseorang kemudian akan mengirimkan pesan atau membuat panggilan untuk memberitahu guru, atau orang lain yang terkait bahwa mereka tidak dapat melakukan tugas atau pekerjaan tersebut. Setelah itu, seseorang dapat merasa lega dan bebas untuk melakukan kegiatan lain yang diinginkan, namun juga harus siap untuk menghadapi konsekuensi yang mungkin timbul.

4. Sanksi Cabut Sekolah

Sanksi sekolah dapat bervariasi tergantung pada tingkat pelanggaran dan kebijakan sekolah. Sanksi ringan mungkin berupa teguran lisan atau peringatan tertulis. Sanksi yang lebih berat bisa berupa tugas tambahan, skorsing sementara, atau bahkan dikeluarkan dari sekolah. Beberapa sekolah juga menerapkan sistem poin pelanggaran yang berujung pada sanksi tertentu jika poin tersebut terkumpul dalam jumlah tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun