Mohon tunggu...
Anita Kusuma Wardana
Anita Kusuma Wardana Mohon Tunggu... Lainnya - Politeknik ATI Makassar/Kementerian Perindustrian

Pranata Humas Ahli Pertama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pak Harto, Tanri Abeng dan Perihal Teh

24 Agustus 2015   20:31 Diperbarui: 24 Agustus 2015   20:31 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari kemudian, Tanri Abeng kembali menghadap ke Pak Harto untuk menyampaikan solusinya. Tanri Abeng pun datang dengan membawa gagasan pembentukan National Holding Company. Dimana, dari 158 BUMN milik Indonesia, ia bagi ke dalam sepuluh sektor dan sepuluh sektor tersebut masing-masing menjadi national holding company.

"Pak Harto kemudian mengatakan akan mempelajari usulan saya tersebut dan saya pun diminta minum teh,"katanya.

Maret 1998, Tanri Abeng menerima telepon dari Pak Harto melalui ajudannya yang memintanya untuk menjadi salah satu menteri dalam Kabinet Pembangunan VII. Di telepon, Tanri Abeng tidak berani membantah Pak Harto, ia pun menyatakan kesiapannya.

"Siapa kala itu yang bisa membantah Pak Harto, sayapun mengatakan kesiapaannya. Pada pengumuman jajaran anggota kabinet, saya diangkat menjadi Menteri Negara Pendayagunaan BUMN yang baru dibentuk kala itu,"jelas Tanri.

Menurutnya, pembentukan kementerian BUMN menunjukkan kemampuan Soeharto dalam menangani krisis saat itu untuk melunasi utang-utang Indonesia kepada IMF.

Kepada Tanri Abeng, Pak Harto kemudian menyerahkan tugas untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi seluruh BUMN seperti Garuda Indonesia yang terlilit hutang senilai Rp 16 triliun maupun kondisi sejumlah bank milik negara.

Satu pesan Pak Harto kala itu, agar Garuda Indonesia tidak dijual dan mengharapkan Garuda Indonesia bisa mengudara kembali. Pak Harto menunjukkan surat dari para kreditur yang mengancam akan membuat bangkrut Garuda Indonesia dan hal tersebut tidak diinginkan oleh Pak Harto.

Tanri kkemudian memikirkan untuk menyelamatkan Garuda Indonesia, harus dilakukan restrukturisasi. Namun, kala itu Dirut Garuda Indonesia dipimpin mantan ajudan Pak Harto. Orang di sekitar Tanri pun menganjurkan agar tidak menganggu jabatan orang yang berhubungan dengan Pak Harto kala itu.

 

amun, bagi Tanri Abeng, ia harus berani mengambil keputusan demi untuk menyelamatkan Garuda Indonesia. Lantas ia kembali menemui Pak Harto. Saat bertemu Tanri, Pak Harto pun menanyakan solusi yang ia berikan untuk Garuda Indonesia.

"Saat saya menyampaikan solusi dari saya, Pak Harto mundur sejenak dan kemudian beliau langsung tertawa terbahak-bahak. Bahkan, ia mengatakan kenapa tidak sekalian semua direksinya diganti. Saya pun mengiyakan, tidak berlama-lama saya langsung minum teh dan pamit pulang, takut jika Pak Harto menarik kembali perkataannya,"kata Tanri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun