Mohon tunggu...
Anita Sofy
Anita Sofy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Saya Anita Sofyanti Dewi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik prodi Ilmu Komunikasi UHAMKA.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rasa Empati dan Simpati Sangat Penting dalam Hubungan Antar Saudara

11 Januari 2023   19:32 Diperbarui: 11 Januari 2023   19:36 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Konflik antar saudara sering ditemukan dalam keluarga. Meskipun saudara kandung bisa menjadi teman terdekat, hampir tidak mungkin menemukan saudara yang tidak bertengkar dengan saudara lainnya. Setiap saudara pasti memiliki argument dan itu normal terjadi. Banyak hal yang memaksa kakak beradik untuk bertengkar, seperti perbedaan kepribadian dan kelompok usia, keluhan tentang perbedaan hak, pertengkaran tentang perebutan kamar mandi atau kue terakhir.

Dalam hubungan persaudaraan, komunikasi antarpribadi sangatlah penting karena meyakinkan kita berkomunikasi dengan manusia secara mendalam. Dengan secara mendalam ini muncullah rasa simpati dan empati. Nah, sangat diperlukan komunikasi simpati dan empati dalam hubungan kakak beradik. Apasih yang dimaksud dengan simpati dan empati? Langsung aja kita masuk kepenjelasan dibawah ini.

Simpati adalah perasaan perhatian atau kasih sayang yang dihasilkan dari kesadaran akan penderitaan atau kesedihan orang lain. Secara lebih umum, simpati adalah respons yang bisa dipengaruhi oleh perasaan atau emosi atau bisa muncul karena memiliki perasaan yang sama atau pernah mengalami keadaan yang serupa. Inti dari simpati adalah bahwa seseorang memiliki kepedulian yang kuat terhadap orang lain.

Sedangkan, empati adalah kondisi emosi dimana seseorang dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain seperti dia mengalaminya sendiri, dan apa yang dirasakannya tersebut sesuai dengan perasaan dan kondisi orang yang bersangkutan. Secara umum, kita menempatkan diri kita menjadi orang tersebut. Meskipun empati merupakan respons yang bersifat emosi namun juga melihatkan keterampilkan kognitif seperti kemampuan untuk mengenali kondisi emosi orang lain dan kemampuannya untuk mengambil peran.

Faktor utama dari pertengkaran kakak beradik biasanya adalah keegoisan satu sama lain. Dengan tidak mau mengalah satu sama lain, tidak peduli satu sama lain, dan selalu merasa benar sendiri. Sehingga dapat menyebabkan pertengkaran yang hebat walaupun bisa dibilang itu masalah yang cukup kecil. Rasa simpati diperlukan untuk keadaan kakak beradik itu dapat mengenal satu sama lain, dengan saling menceritakan kehidupannya, apa saja yang dia lakukan, bertanya tentang keadaannya, apakah ia sedang merasa senang atau sedih. Sehingga, kita dapat memahami satu sama lain, dan mengurangi rasa untuk saling menyalahkan atau tidak mau mengalah.

Dan, rasa empati diperlukan untuk menunjukkan kesungguhan kita dalam mendengarkan orang lain dibandingkan langsung memberikan nasihat kepadanya. Seperti, saat keadaan seorang kakak yang sedang sakit meminta pertolongan untuk dibelikan obat diapotek dan adiknya sedang dalam keadaan bermain game online. Jika, mereka tidak memiliki perasaan empati maka sang adik hanya akan mendiamkan pernyataan tolong kakanya dan akan mengakibatkan pertengkaran. Dan, jika ada perasaan empati maka sang adik akan langsung membelikan obat hanya dengan melihat keadaan kakanya, begitupun sebaliknya bagi seorang kaka.

Dengan mendorong perasaan ini, kita bisa saling terbuka dalam keluarga untuk menciptakan hubungan antarmanusia yang harmonis. Saling mendengarkan cerita, memberikan nasihat, langsung melakukan apa yang diminta, dan saling memahami dapat mengurangi kesalahpahaman antar saudara. Kami tidak akan selalu saling menyalahkan dan memojokkan satu sama lain. Faktanya ketika kita telah menanamkan perasaan empati dan simpati dalam diri kita, kita bertindak dengan percaya diri dan saling intropeksi dan berusaha mencari jalan keluar dari konflik yang ada agar tidak berlanjut terlalu dalam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun