Semarang, Kompas -- Pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat. Di Indonesia, Pancasila menjadi dasar yang membentuk arah pendidikan nasional. Nilai-nilai Pancasila, seperti toleransi, keadilan, dan gotong royong, memiliki peran penting dalam menciptakan sistem pendidikan yang berorientasi pada pembentukan karakter dan keberagaman.
Refleksi Nilai-Nilai Pancasila dalam Dunia Pendidikan
Sebagai dasar negara, Pancasila telah menjadi pedoman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam dunia pendidikan, nilai-nilai Pancasila diterapkan melalui berbagai kegiatan dan pendekatan pembelajaran. Salah satu contohnya adalah kegiatan gotong royong yang sering dilakukan di sekolah-sekolah. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga menanamkan semangat kerja sama yang selaras dengan sila ketiga, Persatuan Indonesia.
Selain itu, perayaan hari besar keagamaan di sekolah juga menjadi salah satu cara untuk menanamkan nilai toleransi antarumat beragama. Hal ini mencerminkan sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa. Namun, tantangan tetap ada. Sebagian sistem pendidikan masih cenderung berfokus pada hasil akademik, sehingga kurang memperhatikan pengembangan karakter siswa.
PPG dan Peran Guru dalam Membentuk Karakter Siswa
Bagi calon guru, Pendidikan Profesi Guru (PPG) menjadi momen penting untuk memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran. Melalui PPG, para peserta belajar bahwa tugas guru tidak hanya mengajar, tetapi juga membentuk karakter siswa.
Misalnya, dalam praktik mengajar, pendekatan diskusi kelompok sering digunakan untuk mendorong siswa saling mendengarkan dan menghargai pendapat satu sama lain. Hal ini sesuai dengan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Selain itu, pendekatan diferensiasi membantu para guru memahami kebutuhan unik setiap siswa, yang mencerminkan sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
"Dalam praktik mengajar di PPG, saya belajar bahwa pembelajaran harus mencerminkan keberagaman siswa. Setiap anak memiliki potensi yang berbeda, dan tugas kita sebagai guru adalah membantu mereka berkembang dengan adil," ujar salah satu peserta PPG yang mengikuti pelatihan di UNISSULA.
Filosofi Pendidikan Indonesia sebagai Panduan
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan juga diperkuat oleh konsep-konsep yang dipelajari dalam mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia. Konsep Ki Hadjar Dewantara, seperti ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, menjadi panduan penting bagi para guru untuk menjalankan perannya sebagai teladan, motivator, dan pendamping siswa.
Sebagai contoh, dalam salah satu tugas PPG, peserta diminta merancang pembelajaran yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Salah satu tema yang diangkat adalah "Keberagaman Budaya di Indonesia." Melalui pendekatan project-based learning, siswa diajak membuat karya kreatif tentang budaya daerah mereka. Kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan rasa bangga akan budaya bangsa, tetapi juga mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan.
Pancasila Sebagai Pondasi Pendidikan
Pendidikan berbasis Pancasila tidak hanya relevan untuk pembelajaran di kelas, tetapi juga menjadi landasan dalam membentuk masyarakat Indonesia yang inklusif dan berkarakter. Untuk itu, penting bagi guru dan institusi pendidikan untuk terus mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek pembelajaran.
Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi alat yang efektif untuk menciptakan generasi muda yang mampu menghadapi tantangan global tanpa melupakan identitas kebangsaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara, "Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak." Tuntunan ini akan semakin kuat jika berpijak pada nilai-nilai luhur Pancasila.
Komitmen Bersama untuk Pendidikan yang Berkarakter
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan membutuhkan komitmen bersama dari semua pihak, mulai dari guru, orang tua, hingga pemerintah. Hanya dengan kolaborasi yang solid, pendidikan Indonesia dapat menghasilkan generasi yang tidak hanya unggul dalam prestasi, tetapi juga memiliki karakter yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Penulis: Anita Siwi Negari, S.Pd.
(Tugas UAS Filosofi Pendidikan Indonesia PPG Calon Guru Universitas Islam Sultan Agung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H