Mohon tunggu...
Anita Carolina Simanjuntak
Anita Carolina Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - welcome

menulis bukanlah suatu hal yang mudah tapi menyenangkan bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19

10 Desember 2020   19:44 Diperbarui: 10 Desember 2020   20:02 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada tahun 2019 lalu. Isu yang terdengar ada yang mengatakan bahwa laboratorium senjata biologis China yang bocor. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa virus corona berasal dari mutasi SARS pada kelelawar. Terhitung sembilan bulan sudah semenjak WHO mengatakan dengan resmi wabah Covid-19 sebagai pandemi global.

Pada awal tahun 2020, wabah Covid-19 telah masuk ke Indonesia dengan dua kasus Warga Negara Indonesia (WNI) yang terpapar virus tersebut. Menanggaapi hal ini, Pemerintah di Indonesia dengan cepat mengambil kebijakan dengan membatasi interaksi sosial demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Melarang segala bentuk kegiatan yang bersifat menimbulkan kerumunan. Hal itu juga terjadi pada bidang pendidikan, menteri pendidikan dan kebudayaan mengambil keputusan untuk meliburkan pelajar.

Tidak seorang pun mengetahui kapan pandemi Covid-19 berakhir. Jika terus menunggu pandemi berakhir maka pendidikan akan jauh tertinggal. Maka dari itu Pemerintah melalui mendikbud mengambil langkah untuk beradaptasi dengan kondisi pandemi ini. Metode pembelajaran yang baru diterbitkan dengan sistem belajar online atau daring (dari jaringan). Dampak yang begitu terlihat pada kondisi ini yaitu banyaknya para pekerja baik di perkantoran maupun di tempat lainnya kehilangan pekerjaan mereka. Hal ini juga mempengaruhi sistem belajar daring pelajar.

Pembelajaran daring awalnya tidak berjalan dengan mulus. Banyak masalah yang terjadi seperti masalah finansial yaitu tidak memiliki gadget dan kuota internet yang harganya relatif mahal terutama pada wilayah yang bisa terbilang tertinggal, juga masalah pelajar atau guru/dosen yang gaptek. Para pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen pun dituntut dengan cepat beradaptasi dengan kondisi ini. Pemerintah pun memberikan subsidi kuota internet bagi pelajar dan guru/dosen agar proses pembelajaran daring dapat berjalan dengan baik.

Banyaknya mata pelajaran dan mata kuliah yang umumnya di pelajari secara offline kini dipelajari melalui online. Para pelajar maupun mahasiswa banyak yang sulit beradaptasi dengan hal ini karena semakin lama, akan semakin sulit materi pembelajaran yang diberikan oleh guru maupun dosen yang mengajar. Hal ini juga terjadi pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang ada dikalangan pelajar maupun mahasiswa. 

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang terlihat biasa saja dan kebanyakan orang menganggap bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia begitu remeh, tetapi jika kita lihat pada masa daring sekarang ini belajar Bahasa Indonesia lah yang paling sulit. Semakin banyaknya materi yang disampaikan dan tidak tahunya dosen ataupun guru yang memberikan materi bagaimana keadaan murid dari masing-masing dosen/guru dirumah, ketika ditanya apakah mereka sudah mengerti mengenai pembelajaran yang disampaikan dan para pelajar hanya memberikan tanggapan bahwa mereka sudah mengerti tetapi kenyataannya mereka tidak mengerti sama sekali.

Hal ini juga disebabkan dengan sering terjadinya kerusakan sinyal bagi yang berada di daerah yang kurang dijangkau oleh sinyal sehingga membuat para pelajar kesulitan dalam menerima materi. Contohnya saya sendiri sebagai salah satu mahasiswa STT HKBP Pematangsiantar yang melakukan pembelajaran melalui daring, merasa sangat kesulitan untuk menerima materi yang diberikan oleh dosen. Banyak juga teman-teman saya yang berada di daerah yang sulit dijangkau oleh sinyal tidak menerima materi dengan baik dikarenakan jika melalui aplikasi zoom, sinyal akan hilang-timbul yang mengakibatkan kualitas dari video dosen menjelaskan menjadi putus-putus dan mahasiswa tersebut tidak mengerti apa yang telah disampaikan oleh dosen tersebut.

Hal ini sangat memprihatinkan menurut saya. Tidak adanya keseriusan dari para pelajar maupun mahasiswa dalam menerima materi yang disampaikan menjadi hal yang serius bagi dunia pendidikan. Untuk itu, baik mahasiswa dan para pelajar lainnya kiranya memperhatikan materi pelajaran yang diberikan oleh pengajar walaupun kita dalam keadaan belajar online atau daring. Termasuk untuk mempelajari Bahasa Indonesia agar kelak identitas kita sebagai Warga Negara Indonesia tidak hilang. Salam sehat, tetap semangat dan jangan lupa berdoa.

Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun