Hingga tiba hari pemilihan. Omong-omong sebelum hari pemilihan, dilaksanakannya tes wawancara dan dari hasil wawancara, nilai yang tertinggi adalah nilaiku dan nilai Nina. Sehingga aku harus kembali melawan Nina.
    Di hari pemilihan itu aku dan buk Silvia hanya berharap yang terbaik. Jika aku menang, aku berharap aku bisa menjadi ketua yang baik. Dan jika Nina yang menang aku berharap dia mampu memperbaiki diri.
   Setelah pemilihan selesai pembacaan keputusan ketua osis pun dibacakan. Dan alangkah terkejutnya diriku. Ternyata akulah yang menang.
   Semua orang mengucapkan selamat. Aku sangat senang. Begitu juga buk Silvia.
   "Ibuk sangat senang loh Fia, kamu menjadi ketua osis, tidak sia-sia usaha kita,"
    "Iya buk, terima kasih banyak ya buk atas bantuannya selama ini." ucapku kepada buk Silvia.
   Tiba-tiba...
   "Fia, maaf ya aku selalu mengejekmu. Maukah kamu memaafkanku dan menjadi temanku?" ternyata itu Nina.
    "Tentu saja, mohon bantuannya ya,"kami pun berpelukan.
    " Bagus kalau kalian sudah berdamai, sekarang ada yang mau ditraktir makan bakso? "tanya buk Silvia.
  " Mau, mau....!!! "ucapku dan Nina serentak.
 Â
          Tamat....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H