Mohon tunggu...
anita saputri dalimunthe
anita saputri dalimunthe Mohon Tunggu... -

siswa SMK Prudent School

Selanjutnya

Tutup

Nature

Banjir = Wajib

16 Februari 2012   13:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:34 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sekitar pukul 01.00 malam saya dibangunkan oleh ibu saya. Ibu saya berkata "ka aer udah di depan rumah". Saya sempat tidak memperdulikannya. Dan sekali lagi ibu saya berkata "ka aer udah di depan rumah" dan kali ini lebih keras dan tegas. Yang ada di benak saya adalah akhirnya datang juga. Seperti yang banyak sudah diramalkan bahwa di tahun 2012 akan ada banyak bencana. Dan inilah salah satunya. Banjir setiap 5 tahun sekali di perumahan saya. Terkadang saya tidak mengerti mengapa banjir ini seperti kewajiban ? mengapa banjir ini seperti keharusan.

5 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2007 banjir hampir setinggi 2 meter menghadang tempat tinggal yang saya tinggali. Banjir sangat mengagumkan. Karena banjir ini membuat saya sulit berangkat ke sekolah. Saya harus memutar jalan untuk menuju ke sekolah dan menuntut ilmu. Walau tak jarang saya datang terlambat hampir sejam, tapi saya tetap berangkat sekolah. Karena ilmu akan mempermudah segalanya.

10 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2002 banjir juga datang ke perumahan saya. Saat itu saya duduk di kelas 2 SD. Dan kebetulan sekolah saya berada di perumahan yang saya tinggali. Dan tentu saja, sekolah tempat saya belajar harus digunakan untuk tempat mengungsi para korban banjir. Untuk beberapa hari sekolah diliburkan. Tapi karena sekolah memikirkan para muridnya, sekolah pun dijalankan seperti biasanya. Dan inilah pengalaman yang paling saya ingat saat itu. Karena saya adalah korban banjir saat itu, dan saya tidak tahu dimana seragam sekolah saya berada. Saya pun diperbolehkan menggunakan baju bebas. Saat itu saya sangat malu. Tidak hanya menggunakan baju bebas tapi saya juga menggunakan sandal dan yang paling menyebalkan lagi adalah buku-buku pelajaran saya terendam. Dan akhirnya buku-buku itu menjadi sangat bau. Dan tentu saja hal itu membuat teman-teman sekelas saya menertawakan saya.

Itulah pengalaman saya sebagai korban banjir di setiap 5 tahunnya. Banjir ini disebabkan oleh apa ? itulah yang selalu saya pertanyakan. Karena sampah ? atau karna apa ?

Dan kenapa harus setiap 5 tahun sekali ? apakah sudah menjadi kewajiban banjir 5 tahun tersebut ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun