kala terbit dan tenggelam
beludak netra menanti kehadirannya
penuh puja
syukur pun disampaikan tiada tara
namun
saat berada di antara
sengatnya begitu terasa
tak sedikit hujatan menghadapnya
lantas,
apa ia marah?
bermuram durja lalu sendu?
memang,
manusia seenak jidatnya
sarat puji lalu kufur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!