Mohon tunggu...
Anita Rohman
Anita Rohman Mohon Tunggu... -

Its My Life Be My Beautiful Self

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bermula dari Satu Langkah Kecil

8 Desember 2014   11:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:48 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BERMULA DARI SATU LANGKAH KECIL

Dia mulai berjalan menyusuri jalan namun, dia tidak mempunyai tujuan yang jelas untuk dicapai dan dia tidak tahu harus melangkahkan kakinya kemana. dia hanya terus berjalan dan berjalan, dan sesekali berhenti sejenak untuk beristirahat sambil melihat keadaan sekitar. Hingga pada akhirnya dia berhenti disuatu tempat yang menurutnya asing namun dia ingin beristirahat sejenak serta ingin mengenal tempat tersebut lebih dalam lagi dan menemukan hal-hal baru didalamnya.

Dia hidup dikeluarga yang sederhana yang berkecukupan. Dia dididik oleh keluarga kecil yang penuh dengan kasih sayang dan juga sangat memanjakannya sampai-sampai segala keinginannya pastilah terpenuhi. Beruntunglah dia memiliki orang tua yang sangat menyayanginya tetapi, dia tidak mengharapkan kasih sayang seperti itu yang sebenarnya ingin ia dapatkan. Ia menginginkan sesosok orang tua yang penuh perhatian serta kehangatan didalam keluarga kecilnya. Perjalanan hidupnya dimulai sejak ia ada didalam rahim ibunya hingga saat ini dan saat-saat yang akan datang. Dia bukanlah seseorang yang hebat tetapi dia ingin menjadi hebat namun, dia tidak tau bagaimana caranya untuk menjadi sesosok yang hebat. Selama ini dia hanya menjalani kehidupannya dengan semestinya atau dia hanya menjalani alur kehidupan yang ada. Tidak ada perubahan yang berarti didalam kehidupannya. Dia bingung mau menjadi seperti apa karena dia tidak memiliki strategi dalam menjalani kehidupannya tapi satu hal yang sangat menarik dari dirinya adalah bahwa dia adalah orang yang ambisius dalam segala hal.

Suatu ketika ia melakukan perjalanan yang sangat panjang dan tiba-tiba ia berhenti disuatu tempat baru yang sangat luas tetapi tempat tersebut tidak asing baginya seakan-akan dia pernah mengalami sesuatu hal di tempat tersebut pada masa lalu. Di tempat itu tidak ada sesuatu apapun baik itu rumah, pohon, hewan, serta tumbuhan-tumbuhan kecilpun tidak ada hingga akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang tidak ia kenal sedang berjalan sambil membawa sesuatu didalam karung yang ia taruh dipunggungnya, kemudian bertanyalah dia kepada orang tersebut.

Dia: “ maaf, bolehkah saya bertanya ?”

Seseorang : “ boleh, silahkan mau tanya apa !”

Dia: “ tempat apakah ini ?”

Seseorang : “ saya juga tidak tahu tempat apa ini ”.

Dia : “ lalu bagaimana anda bisa sampai ditempat ini ?”

Seseorang : “ saya adalah petualang yang terus berjalan mengikuti kemana langkah kaki saya.”

Kemudian seseorang tersebut melanjutkan perjalanannya dan dia mengikuti orang tersebut dibelakangnya, dalam beberapa waktu yang lama seseorang tersebut tidak tahu bahwa dia telah diikuti hingga pada akhirnya sesorang tersebut menyadari bahwa dirinya telah diikuti sejak beberapa waktu yang lalu. Kemudian bertanyalah seseorang tersebut kepadanya.

Seseorang : “ kemana anda akan pergi ?”

Dia : “ saya tidak tahu akan pergi kemana ”.

Seseorang : “ lalu apakah dari tadi anda mengikuti saya ?”

Dia : “ sebenarnya iya, karena saya tidak mengetahui kearah mana yang harus saya tuju ”.

Seseorang : “ mengapa anda mengikuti saya ?”

Dia : “ karena saya tidak tahu harus kemana sehingga saya mengikuti anda ”.

Seseorang : “ apakah anda tahu saya akan pergi kemana ?, apakah anda tahu tujuan saya mau kemana ?, mengapa anda terus mengikuti saya seakan-akan tujuan anda sama dengan tujuan yang ingin saya tuju ?”

Dia: “ saya belum mengetahui tujuan saya dengan pasti sehingga saya mengikuti anda !”

Seseorang : “ stop sampai disini !, jangan mengikuti saya lagi. Buatlah arah tujuan anda sendiri karena tujuan kita tidak lah sama. Jangan mengikuti jejak orang lain tapi buatlah jejakmu sendiri ”.

Kemudian seseorang tersebut langsung bergegas meninggalkan dia tanpa sepatah katapun kemudian melanjutkan perjalanannya. Dia berhenti sejenak dan berfikir mengenai kejadian tersebut, ia menjadi bingung dengan dirinya sendiri sebenarnya dia mau pergi kemana, tujuan apa yang ingin dicapainya, kemana ia harus melangkah dan untuk apa ia harus mengikuti orang lain yang belum tentu tujuan orang tersebut sama separti apa yang ia harapkan. Hingga akhirnya ia menyadari bahwa setiap orang itu berbeda, tujuan yang ingin diraih oleh setiap orang juga berbeda-beda. Hingga dia bertanya kepada dirinya sendiri, untuk apa semua kehidupannya kalau hanya didapat dengan mengikuti orang lain. Ia menyadari bahwa dia harus menciptakan langkahnya sendiri untuk menjalani kehidupannya. Dia harus memiliki arah yang jelas kemana seharusnya dia harus melangkah. Kemudian dari berfikirnya dia sejenak akan hal tersebut ia mulai tersadar dan melihat sekelilingnya. Tempat yang ia pandangi itu sangat luas dan tidak ada penghalang apapun yang menghalalingi pandanganya, hingga ia tidak tau mana arah utara, selatan, timur, dan barat. Ia bingung harus melangkahkan kakinya kearah mana, ia takut kalau salah melangkah. Jangankan takut salah kearah mana ia harus melangkah, tujuan kemana ia harus pergi pun ia tidak tahu. Setelah sekian menit ia berdiam diri dan merenung akhirnya ia mengatakan bahwa, “ aku disini sendirian, ditempat baru yang sangat luas yang sebelumnya belum pernah aku kunjungi namun aku seperti sudah tidak asing lagi dengan tempat ini. Aku tidak mempunyai tujuan pasti yang ingin aku tuju, aku juga tidak tahu kearah mana aku harus melangkahkan kakiku terlebih dahulu. Aku masih merasa takut untuk melangkah tetapi, kenapa aku harus merasa takut untuk melangkah ?, aku hanya perlu terus berjalan dan menemukan hal-hal yang baru lagi didepan sana yang belum pernah aku temui meskipun aku belum mempunyai tujuan yang jelas. Saat ini aku hanya perlu untuk terus melangkah, didalam perjalananku yang panjang ini aku berharap untuk mendapatkan hal-hal yang baru sehingga bisa membuka segala fikiranku tentang apa sebenarnya tujuan yang ingin aku raih nantinya”. Kemudian dia melangkahkan kakinya perlahan tapi pasti dan mulai berjalan lurus kedepan menulusuri setiap jalan, meskipun nantinya dia akan menemui kerikil yang menghalangi jalannya dia akan menghiraukannya dan terus melanjutkan perjalanannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun