konstruksi, yang merupakan salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca, memegang peran penting dalam mitigasi dampak krisis iklim.
Krisis iklim merupakan tantangan global yang memerlukan perhatian serius, ditandai dengan meningkatnya suhu, perubahan pola cuaca, dan kejadian cuaca ekstrem, terutama di wilayah perkotaan yang padat dan terus berkembang. Krisis iklim yang semakin mendesak menuntut solusi inovatif dari berbagai sektor, termasuk sektorPerkembangan pesat di kota-kota besar sering kali diiringi dengan peningkatan emisi karbon, pencemaran, dan penurunan kualitas udara. Pembangunan gedung yang tidak berkelanjutan juga dapat memperburuk masalah perubahan iklim.
Konstruksi hijau, yang mengedepankan praktik ramah lingkungan dan keberlanjutan, muncul sebagai solusi strategis dalam mengurangi dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan. Artikel ini akan membahas peran konstruksi hijau dalam penanggulangan krisis iklim, khususnya di lingkungan perkotaan, juga tantangan serta peluang implementasi konstruksi hijau di Indonesia.
Green construction (konstruksi hijau) adalah upaya atau strategi pengelolaan kegiatan konstruksi, termasuk didalamnya penggunaan sumber daya yang efisien dan ramah lingkungan sehingga dapat mendukung gerakan berkelanjutan. Konstruksi hijau merujuk pada praktik merancang, membangun, dan mengelola bangunan dengan memperhatikan dampak lingkungan dan kesehatan manusia.
Prinsip utamanya meliputi efisiensi energi, penggunaan material berkelanjutan, pengelolaan limbah yang efektif, dan pemeliharaan kualitas udara dalam ruangan. Dengan penerapan prinsip-prinsip ini, konstruksi hijau dapat berkontribusi signifikan dalam penanggulangan krisis iklim.
1. Pengurangan Emisi Karbon
Konstruksi hijau mendorong penggunaan material yang ramah lingkungan dan teknik bangunan yang efisien energi, yang pada gilirannya dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan. Misalnya, penggunaan beton daur ulang dan material lokal dapat mengurangi kebutuhan energi dalam transportasi dan produksi.
2. Efisiensi Energi Â
Bangunan hijau dirancang untuk mengoptimalkan penggunaan energi, baik melalui isolasi yang baik, maupun sumber energi terbarukan seperti panel surya. Dengan mengurangi konsumsi energi, bangunan hijau berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca.