Mohon tunggu...
Anita Lotang
Anita Lotang Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka membaca novel atau artikel-artikel baik untuk hiburan atau untuk ilmu pengetahuan. Saya menyukai novel yang menggabungkan beberapa genre. Itu bisa membuat saya kecanduan untuk membacanya. Apalagi kalau ceritanya mengangkat kisah-kisah yang terjadi di sekitar saya. selain menghibur itu juga menjadi pelajaran bagi saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penggunaan Metode Inovatif dan Media Tpack untuk Meningkatkan Semangat Belajar Siswa

30 November 2022   20:32 Diperbarui: 30 November 2022   20:38 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama saya, Anita Lotang. Saya seorang guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 4 Kalabahi, sebuah sekolah baru di kota Kalabahi dan saat ini saya mengajar di tingkat kelas IX (Sembilan). Tulisan ini diangkat berdasarkan hasil Best Practice dari empat cycle PPL sebagai mahasiswa PPG Dalam Jabatan Kategori II tahun 2022.

SMP Negeri 4 Kalabahi adalah sekolah yang baru saja berdiri pada tahun 2017 di pimpin oleh seorang ibu yang hebat, sangat peduli terhadap kepentingan sekolah dan bawahannya yang didominasi oleh guru muda fresh graduate yang lebih banyak belum berpengalaman. Tiga tahun lamanya SMP Negeri 4 Kalabahi menumpang di SD GMIT 006 Lawahing di Jln.Woltermonginsidi, Apungla -- Air Kenari. Kondisi tersebut mengharuskan kami untuk masuk sekolah siang karena harus menunggu siswa-siswi Sekolah Dasar selesai belajar. Walaupun usia sekolahnya masih sangat muda dan hampir semua gurunya juga masih fresh graduate dan tidak berpengalaman, Kepala Sekolah kami dengan sabarnya dan murah hati membagi pengalamannya dan mengupayakan sehingga sekolah kami dapat diakreditasi pada tahun 2019. Dengan diakreditasinya sekolah kami, disertai dengan prestasi-prestasi yang diraih oleh siswa-siswi angkatan awal, menarik perhatian masyarakat sehingga siswa yang mendaftar dari tahun pertama ke tahun-tahun berikutnya makin meningkat.

Pada tahun 2020, gedung sekolah kami sudah dibangun di dekat gedung Sekolah Dasar tempat kami menumpang dengan perincian tiga buah ruang kelas dan satu ruang laboratorium IPA. Kami pindah dari SD ke gedung kami sendiri namun karena jumlah siswa yang melampaui jumlah ruangan kelas sehingga diputuskan siswa harus dibagi dua sif. Sif pagi dan siang. Sif pagi dimulai pada pukul 07.00 WITA dan selesai paling lambat pukul 11.00 WITA dan dilanjutkan dengan sif siang mulai pukul 11.00 WITA hingga selesai paling lambat jam 15.30 WITA. Satu jam pelajaran dihitung 30 -- 35 Menit. Materi pelajaran harus dirangkum sedemikian rupa sehingga walaupun waktunya sedikit materi dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa-siswi.

Saya yang sejak awal telah berada di sekolah ini melihat banyak masalah dan masalah terbesarnya adalah kurangnya semangat siswa dalam belajar terlebih sejak pandemi COVID 19. Hal ini ditampakkan siswa dengan malas ke sekolah, malas mengerjakan tugas secara mandiri (tidak berusaha menyelesaikan tugas, mereka malah pasrah dengan keadaan bahwa mereka tidak bisa mengerjakan tugas tersebut), materi yang baru saja dijelaskan segera secepatnya dilupakan sehingga hasil penilaian tulis mereka selalu harus diulang dibarengi dengan nasehat-nasehat yang lumayan keras menembus jiwa raga mereka untuk menyadarkan mereka bahwa mereka harus belajar dan tidak hanya menunggu guru menyuapi bahkan mengunyah untuk mereka.

Faktor penyebab siswa tidak semangat bahkan malas dan tidak mengerjakan tugas kurang lebih karena:

  • Siswanya belum mengerti instruksi dengan baik (materi yang padat dan penjelasan guru mungkin terburu-buru karena kurangnya waktu sehingga siswa-siswi tidak mengerti instruksi)
  • Siswa mengalami gangguan dalam belajar (siswa yang memiliki banyak pekerjaan di rumah terutama siswa yang tinggal dengan wali. Mereka harus menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum belajar. Beban pekerjaan yang melampaui kemampuan siswa membuat mereka kelelahan dan tidak bisa lagi belajar dengan baik)
  • Belajar membosankan bagi siswa. (materi terlalu sulit membuat siswa merasa belajar tidak menyenangkan dan memilih mencari hal-hal lain yang lebih menyenangkan. Materi yang terlalu mudah pun membuat siswa bosan dan merasa tidak ada yang baru untuk dipelajari )
  • Kondisi lingkungan tempat tinggal siswa yang tidak sehat juga dapat mempengaruhi cara berpikir siswa untuk lebih suka berkumpul dengan teman-temannya dan menolak ke sekolah apalagi menyelesaikan tugas
  • Dalam kegiatan pembelajaran guru masih belum sepenuhnya mengaplikasikan metode yang inovatif dan pembelajarannya masih lebih berpusat pada guru bukan siswa

Peran saya sebagai seorang guru turut diperhitungkan dalam menyelesaikan masalah siswa yang tidak bersemangat dalam belajar. saya harus memberi semangat kepada siswa-siswi terkhususnya yang mengalami masalah-masalah tersebut di atas.

Namun demikian, ada tantangan yang harus terselesaikan terlebih dahulu yakni: kurangnya pengetahuan guru tentang pengaplikasian metode-metode inovatif dalam pembelajaran. Guru perlu mengoptimalkan metode-metode inovatif dalam pembelajaran. Materi pelajaran harus dirangkum dan disampaikan dengan metode yang tepat agar dalam waktu yang singkat siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. Selain itu, sikap siswa berhubung dengan usia mereka yang telah mencapai masa akil balig harus dapat ditanggulangi dengan baik. Hal ini dilakukan tidak hanya oleh guru tetapi orang tua harus juga berperan aktif. Siswa-siswi bisa jadi sangat aktif dan mengganggu dalam kelas atau juga sangat pemalu. Harus ada penanganan yang tepat agar sikap mereka itu berfungsi memajukan prestasi mereka dan lagi mereka tidak salah melangkah dan merusak masa depan mereka. Orang tua harus lebih perhatian dan mengawasi siswa-siswi mereka. Siswa-siswi yang kurang perhatian dan kasih sayang dari dalam rumah terlebih jika lingkup pergaulan mereka tidak sehat akan menjadi pengganggu bahkan pemberontak. Selain tidak memiliki semangat belajar, mereka suka membangkang dan tidak peduli dengan orang yang lebih tua termasuk guru. Pelajaran dapat terganggu dengan tingkah laku mereka.

Untuk mengatasi hal ini guru dan orang tua harus segera mengambil langkah penanggulangan. Sebagai guru harus memperdalam pengetahuan tentang metode-metode pembelajaran. Dengan mencari tahu lewat internet dan juga mengikuti pelatihan-pelatihan guru yang berhubungan dengan metode pembelajaran inovatif baik secara daring atau luring. Di era sekarang ini perkembangan teknologi telah membuat segala sesuatu menjadi mudah termasuk pembelajaran. Meskipun masih banyak siswa belum memiliki handphone dan laptop untuk membantu belajar dan sekolah juga menyediakan dalam jumlah yang terbatas, guru dapat menggunakan satu media untuk menjalankan pembelajaran dan semua siswa kebagian dalam penggunaan metode ini. Contohnya dalam kegiatan pembelajaran dikelas saat PPL, saya sebagai gurupun menggunakan laptop sekolah karena laptop saya rusak. Dengan laptop itu saya gunakan untuk mempresentasikan materi dan tugas. Selain itu, untuk membantu siswa meyelesaikan tugas yang membutuhkan alat bantu handphone, tugasnya diberikan dalam kelompok. Siswa yang aktif menggunakan handphone menjadi pemeran utama sehingga setiap kelompok harus memiliki anggota pengguna hanphone aktif. Untuk hal ini, saya menerapkan Project  Based Learning untuk mengajarkan materi "Everybody is always in the middle of something" (Present Continuous Tense), saya minta siswa untuk mengambil foto aktifitas yang dilakukan oleh keluarga mereka dan mengumpulkan dalam satu file word atau PPT lalu kemudian di presentasikan dengan menggunakan kalimat berpola Present Continuous Tense. Siswa saya mengambil foto namun kesulitan menggabungkan file mereka sehingga dalam masa monitoring saya membantu mereka memasukan file mereka ke aplikasi untuk presentasi sehingga saat presentasi pada pertemuan di kelas semua siswa melakukan presentasi dengan laptop yang saya bawa.

Saya tahu bahwa belajar Tense adalah sesuatu yang membosankan dan rumit dengan pola pembentukan kalimatnya namun dengan penggunaan Problem Based Learning yang diisi dengan permainan tebak menebak menggunakan pola kalimat Present Continuous Tense membuat siswa dengan sendirinya menguasai pola kalimat afirmatif. Saya tinggal mengenalkan mereka ke bentuk negatif dan interogatif dari kalimat Present Continuous Tense lalu pertemuan berikut dengan model pembelajaran Project Based Learning siswa sudah dapat mempresentasikan tugas mereka dengan dialog sangat sederhana yang mengandung Kalimat Present Continuous Tense bentuk interogatif dan afirmatif. Dengan menugaskan siswa dalam kelompok tetapi mengharuskan mereka untuk bertanggung jawab atas tugas mereka (foto aktifitas keluarga milik mereka harus dipresentasikan oleh mereka sendiri) membuat semua siswa berusaha berbicara dan kalimat yang mereka ucapkan benar. Ada usaha yang mereka buat. Bahkan siswa-siswi yang tidak mengikuti pertemuan pertama, pada pertemuan kedua yaitu untuk presentasi, mereka pun hadir dan berhasil memahami materi sehingga ketika saya menguji mereka dengan gambar lain selain yang telah mereka siapkan pun dapat dijawab oleh mereka dengan benar.

Dengan demikian, menurut saya jika siswa-siswi mendapat dukungan yang baik dari orang tua disertai metode-metode inovatif yang diterapkan guru di sekolah, siswa akan dengan mudah menerima pelajaran. Karena telah terbukti bahwa metode inovatif yang diterapkan dalam PPL kemarin berdampak sangat baik. Jika ini ditindak lanjuti dengan orang tua yang selalu memperhatikan kebutuhan siswa khususnya dengan memberi dorongan dan nasehat untuk belajar dan memberi fasilitas yang baik, saya yakin pembelajaran berjalan lancar, siswa-siswi juga makin aktif dan semangat dalam mengikuti pelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun