Namun setelah sampai di Kawasan Mandeh, ternyata untuk ke Pulau Setan itu harus naik perahu, membuat saya tak jadi ke pulau itu. Saya tak membawa baju pengganti. Bagaimana jika dalam perjalanan dengan perahu, baju yang saya pakai basah? Â
Apalagi sahabat saya pun nampak tak bersemangat untuk naik perahu. "Nanti kamu hitam lho, kalau naik perahu di hari terik begini," katanya pula mengingatkan saya. Ya, saat kami sampai di Kawasan Mandeh, matahari memang sedang terik-teriknya. Kami pun sepakat hanya mengelilingi pinggiran Kawasan Mandeh dengan mobil saja.
Oiya, tentang Pulau Setan, meskipun namanya seram, namun pada kenyataanya tidak demikian. Menurut cerita, nama asli pulau tersebut ialah Pulau Sutan yang kemudian berubah seiring waktu akibat pelafalan masyarakat setempat.
Pulau Setan memiliki daya tarik tersendiri di mana pasir pantainya yang masih putih bersih, air laut yang biru, ombak yang cukup tenang, serta memiliki puncak bukit sebagai spot terbaik menikmati panorama alam dari ketinggian.
Sebenarnya, banyak kegiatan yang dapat wisatawan lakukan di Kawasan Mandeh, mulai dari snorkeling, lompat keindahan tebing, berenang, naik, nikmati hutan bakau, kegiatan olahraga air: selam scuba, memancing, dan kegiatan lainnya.
Wisata Mandeh juga memiliki keindahan bawah laut, terumbu karang dan biota laut yang menakjubkan. Konon, ada sekitar 70 Hektar terumbu karang yang masih terawat. Di kawasan Mandeh juga terdapat hutan bakau seluas 389 hektare dan juga berbagai biota laut yang beraneka ragam.
Meski saya hanya menikmati pesona Kawasan Mandeh dari dalam mobil, namun hal itu sudah cukup menyenangkan. Setiap kali ada warung di pinggir jalan, kami berhenti sebentar untuk duduk dan beristirahat sambil memandang keindahan Kawasan Mandeh. Â
Kadang hanya memesan teh manis hangat, mie rebus, air kelapa muda, atau hanya membeli air mineral. Tentu saja sambil mengobrol dengan pemilik warung yang melayani kami dengan sangat ramah. Kami bertanya berbagai hal tentang Kawasan Mandeh dan mereka menjawabnya. Di warung-warung tersebut ada juga yang menyediakan toilet. Setiap yang masuk ke dalam toilet, dikenakan bayaran Rp 2.000.
Jangan khawatir, jika kita ingin salat, di pinggir jalan juga ada mesjid kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H