Penganiaya Wartawan Itu, Nyaris Menganiaya Wartawan Tabloid Tempatku Bekerja
Aku kemudian melamar kerja di Tabloid Gaya Medan. Pemiliknya, yang juga menjadi pemimpin redaksinya, kukenal saat kami sama-sama di Harian Waspada. Dia resign dari Harian Waspada, dan menerbitkan media sendiri.
Dia menerimaku sebagai redaktur, dan juga bisa turun ke lapangan meliput berita untuk halaman yang menjadi tanggungjawabku.
Sudah dua tahun aku bekerja di Tabloid Gaya Medan. Namun pagi ini, suasana kantor terasa berbeda. Ketegangan terlihat di wajah para wartawan. Ada apa gerangan?
"Mana Firman, ya? Kenapa belum datang juga?" tanya koordinator liputan pada para wartawan yang barusan selesai mengikuti rapat pagi.
Tak ada wartawan yang menjawab.  Semua hanya saling memandang. Kulihat korlip menatap serius ke tabloid yang dipegangnya. Media  kami.
"Untung saja, dia bisa mengelak dari pukulan orang itu," gumam korlip dengan wajah prihatin.
Aku yang barusan datang dan duduk di dekat korlip, jadi terkejut.
"Siapa yang Abang maksud?" tanyaku.
"Firman," jawab korlip.