"Kita tidak punya alat seperti di perumahan tempat tinggal Joni. Siapa saja yang masuk ke dalam komplek perumah Joni, bisa terekam di alat itu. Apa namanya, Din? Ada tv-nya," ujar Fahmi. Joni adalah kawan sekelas Fahmi dan Udin. Joni tinggal di komplek perumahan mewah. Fahmi dan Udin pernah diajak Joni mengunjungi rumahnya.
"CCTV. Alat itu namanya CCTV, Fahmi," jawab Udin.
"Nah, itu dia!. Kalau ada alat itu, kita sudah bisa tahu siapa orang luar yang sudah masuk ke dalam pemukiman kita, dan membuang sampah di sungai kita," celetuk Fahmi.
Udin masih terdiam. Dia masih belum mendapatkan ide. Begitu pula Saipul.Â
"Ayooo....laskar cilik penjaga Sungai Deli, kita harus bagaimana?" kembali suara Fahmi memecah kesunyian.
Udin menatap ke arah Fahmi. "Sebentar Fahmi, aku belum tahu cara yang bisa kita lakukan untuk menemukan orang itu!"
"Wooooiiii....anak-anak, ngapain kalian di tangga itu?" suara Ayah Fahmi terdengar dari atas rumah. Kepala Ayah Fahmi melongok ke bawah, dari jendela dapur.
"Kami lagi main-main, Ayah," sahut Fahmi.Â
 "Fahmiiiiii..., ini ada ubi goreng, barusan dimasak emakmu. Kalau kalian masih betah di tangga itu, kau bawa ubi goreng ini untuk dimakan bersama Udin dan Saipul," kembali terdengar suara Ayah Fahmi dari jendela dapur.
"Iya, Ayah." Fahmi segera menaiki tangga, memasuki pintu dapur. Tidak berapa lama, dia sudah turun membawa sepiring goreng ubi.
"Ayo, kawan-kawan, kita makan ubi goreng ini. Mana tahu, setelah makan ubi goreng, kita dapat ide," ajak Fahmi sambil menyodorkan piring ubi goreng pada Udin dan Saipul.