Kesuksesan dan kecanggihan N-250 Gatot Kaca ini ternyata tidak bisa dinimati oleh anak-anak generasi muda. Sekarang mereka hanya bisa terperanjat dan ternganga melihat kemampuan pendahulunya. Pengalaman ini sungguh terbukti ketika saya menunjungi Monas beberapa waktu yang lalu. Ketika berkeliling menikmati diorama yang ada di lantai dasar Monas seketika anak saya yang baru naik ke kelas empat menyeletuk “ Mam…, ternyata Indonesia bisa buat pesawat ya?” Saya berusaha menjawab dan memberikan penjelasan serta mengajaknya membaca keterangan yang ada di depan miniatur N-250 Gatot Kaca. Namun sebelum kami beranjak dari tempat tersebut hadir serombongan anak-anak usia SD yang juga melontarkan pernyataan senada. “ We… ternyata Indonesia sudah pernah bikin pesawat!” Sekarang giliran saya yang menjadi terperanjat mendengarnya, ternyata pertanyaan muncul bukan hanya dari anak saya.
Ternyata di mata anak-anak fakta ini dipandang menjadi ironi yang menimbulkan ketidakpercayaan. Mungkin karena mereka berpikir untuk menciptakan sebuah pesawat terbang tentu memerlukan sebuah teknologi canggih yang hanya dimiliki oleh negara maju. Sementara dari berita yang mereka saksikan di televisi setiap harinya bukan tentang kemajuan teknologi Indonesia, tetapi selalu berita-berita miring yang notabene tidak mendorong dan mencerdaskan pola pikir mereka. Hingga akhirnya ketika mereka menemukan fakta sejarah menjadikan mereka terkaget-kaget luar biasa. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi kita orang-orang dewasa untuk selalu memberikan keteladanan dan pemahaman sejarah yang baik kepada anak-anak. Mudah-mudahan jejak kejayaan N-250 Gatot Kaca yang tertinggal di Monas ini mampu memotivasi generasi muda untuk belajar lebih giat hingga akhirnya mampu berkarya lebih baik. Bersamaan ultah ke-18 ini semoga teknologi Indonesia semakin berkembang hingga mampu bersaing dan berjaya di kancah dunia. Dirgahayu Teknologi Indonesia Semoga Jaya!
Selamat Hari Raya Idul Fitri, Minal Aidin Wal Faidzin. Salam Kompasianer – 10/8 AST
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H