Mohon tunggu...
Anita Godjali
Anita Godjali Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru dan ibu rumah tangga

Potensiku ada pada diriku

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menabung Pohon Dalam Gelas

14 Mei 2013   16:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:35 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Foto: Dokumen Pribadi (14/05/2013)

Pohon merupakan salah satu kreasi Tuhan yang memang sudah diciptakan sejak awal mula dunia ini dijadikan. Seperti ada tertulis, ”Lihatlah aku memberikanmu tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan pohon-pohon yang buahnya berbiji untuk makanan kamu.” Penggalan ayat ini merupakan bukti bahwa Tuhan menciptakan pohon untuk kesejahteraan manusia. Namun di sisi lain ada tertulis juga bahwa manusia juga jatuh ke dalam dosa karena melanggar perintah Tuhan dengan makan buah dari sebuah pohon yang terlarang.

Ilustrasi di atas menyadarkan kita betapa pentingnya arti pohon dalam kehidupan manusia. Begitu pula bagi kelangsungan alam semesta ini. Ternyata tidak hanya manusia yang membutuhkan kehadiran sebuah pohon. Alam atau bumi dalam hal ini tanah tempat kita berpijak pun memerlukan pohon. Apalagi bumi kita semakin tua ibaratmanusia sudah uzur yang memerlukan tongkat penyangga atau penopang. Pohon dengan kekuatan akarnya akan mampu menopang tanah atau bumi yang semakin tua ini agar tetap berada pada tempatnya. Sebagai bukti ketika tidak ada lagi akar yang menopang tanah laksana tongkat menopang manusia yang tua, maka tanah pun menjadi roboh yang berarti longsor.

Selain tanah atau bumi ternyata air juga sangat memerlukan pohon. “Gak kebalik logikanya?” Tentu tidak, karena ternyata air juga sangat merindukan pohon seperti halnya tanah. Bayangkan saja ketika tidak ada lagi pohon air hujanyang turun tidak akan dapat berlama-lama atau meresap ke dalam tanah. Air yang sebenarnya masih ingin bercengkerama dengan tanah harus segera berlari ke sungai untuk berlomba menuju pantai. Akan tetapi jika ada pohon air masih dapat bersantai ria dengan akar pohon dan nanti akan hadir kembali ke bumi tidak lagi sebagai uap tetapi sebagai mata air yang tentunya sejuk dan bening.

Tak mau kalah dengan tanah dan air, ternyata udara juga perlu pohon. Ketika tidak ada lagi yang namanya pohon jika udara berhembus tentu hanya debu yang akan mengikuti dan orang tak akan lagi mengharapkan kehadirannya. Namun apabila ada pohon orang akan sangat menunggu udara berhembus karena bersama udara akan ada yang namanya oksigen ikut bersamanya sehingga udara sejuk pula yang dirasakan.

Tentu tidak hanya ketiga unsur alam tadi yang memerlukan pohon tetapi makhluk hidup seperti yang sudah disebutkan pada awal. Semua makhluk hidup pun memerlukan pohon baik binatang maupun manusia. Semua binatang seperti bunglon, tupai, burung, bahkan serangga memerlukan pohon untuk kehidupan mereka. Mereka membuat sarang dan mencari makan di pohon. Begitu pula halnya dengan manusia, semua yang berhubungan dengan pohontadi sangat berdampak dalam kehidupan. Mulai dari akar, batang, dahan, ranting, daun,bunga, buah, bahkan getah dari sebagian jenis pohon dapat bermanfaat bagi manusia. Sama halnya binatang manusia juga bisa memanfaatkan pohon tadi untuk keperluan makan, membuat rumah, atau obat ketika sakit.Dengan demikian begitu luar biasa mafaat pohon bagi kehidupan. Akan tetapi pertanyaannya sudahkah kita menanam pohon atau hanya menebang yang sudah ada? Tentu kita masing-masing yang tahu jawabannya.

Ketika pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon tentu juga mempunyai harapan untuk menciptakan bumi Indonesia ini menjadi asri. Namun, banyak kendala yang menghadang kita untuk ikut menyukseskan program tersebut. Mulai dari minimnya lahan kosong, hingga kurangnya waktu untuk merawat. Tentu hal ini menjadi penting karena apa yang kita tanam tentu tidak akan tumbuh dengan baik kalau dibiarkan tanpa perawatan.

Pada kesempatan ini penulis dengan berbagai keterbatasannya akan berbagi sedikit pengalaman yang sudah mulai menabung sejak beberapa tahun terakhir ini. Kalau dianalogikan dengan tabungan finansial, penulis tidak menabung dalam bentuk tabungan berjangka, atau deposito tetapi melalui cara yang sederhana, yaitu celengan. Celenganbiasa digunakan oleh orang tua dalam memperkenalkan cara menabung yang sederhana kepada anak-anak. Penulis telah mulai menabung pohon secara kecil-kecilan dengan sebuah gelas. “Jadi di sini penulis akan berbagi air dengan pohon?” Tentu saja tidak, penulis memanfaatkan gelas yang tidak lagi terpakai untuk menanam pohon.

Alasan penulis memilih media air dan gelas ini sebagai media tanaman sebenarnya cukup sederhana. Pada mulanya penulis menanam beberapa jenis tanaman di dalam pot dan meletakkannya di sudut ruangan. Pohon-pohon itu dapat tumbuh dengan subur karena penulis rajin menyiram dan mengangkat ke sinar matahari setiap pagi. Hingga pada akhir semester sampailah liburan sekolah yang selalu ditunggu-tunggu.Setelah menikmati liburan selama tiga minggu penulis harus masuk kerja lagi tetapi masuk ke unit kerja dengan tempat yang berbeda dan baru kembali lagi setelah satu setengah bulan berlalu. Alangkah kaget dan sedihnya hati ini ketika menemukan pohon-pohon kesayangan mengering karena tidak disiram. Dengan kejadian ini tentu penulis tidak putus asa tetapi berpikir bagaimana caranya agar tetap memiliki pohon tanpa harus kekeringan dan mati pada saat liburan. Akhirnya muncullah sebuah ide untuk menanam pohon secara hidroponik. Dengan memanfaatkan gelas yang ada, penulis memasukkan beberapa batang tanaman ke dalam gelas yang berisi air. Alhasil tanaman ini tetap hidup walaupun ditinggalkan untuk beberapa waktu yang lama. Pearawatan pun jauh lebih mudah karena mengisi air bisa dua sampai tiga minggu dan hanya sesekali saja harus membawa kearah sinar matahari.

Menabung pohon di gelas memang merupakan langkah kecil yang bisa kita lakukan tetapi cukup besar manfaatnya. Setidaknya ada tiga manfaat yang langsung dirasakan oleh penulis melalui tabungan pohon di gelas ini. Pertama penulis mampu merasakan tambahan oksigen yang hadir di ruang kerja. Keduamenyegarkan mata ketika sudah capai melihat layar computer, dan yang ketiga mampu menghadirkan inspirasi. Manfaat ketiga ini yang akan penulis bagikan kepada para pembaca. Dari tabungan pohon di gelas ini pula penulis mempunyai inspirasi menulis artikel ini. Memang apa yang penulis lakukan ini hal yang sangat kecil tetapi kita harus percaya perubahan yang sekecil apa pun jika dilakukan oleh banyak orang tentu akan dapat menjadi perubahan yang besar dan tentu akan berdampak bagi kehidupan.

Oleh karena itu marilah kita bersama-sama menabung dengan berbagai cara sesuai dengan keamampuan kita. Jika kita mempunyai lahan dan waktu yang cukup kita bisa menanam pohon keras untuk tanaman jangka panjang. Akan tetapi jika kita memiliki waktu dan lahan yang terbatas kita bisa memilih tanaman yang sederhana dengan berbagai media dan jenis tanaman yang digemari. Harapannya melalui hal kecil yang kita kerjakan mampu memberika inspirasi besar yang tentunya akan bermanfaat bagi kelangsungan hidup dan kelestarian alam semesta. Mari kita bersama-sama menabung pohon demi anak cucu kita di masa yang akan datang. Salam-AST


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun