Era modern yang canggih dan penuh dengan kemajuan perkembangan teknologi seperti saat ini banyak sekali kemudahan yang disajikan, apalagi dalam dunia pendidikan banyak platform yang menyediakan berbagai macam keunikan dan juga banyak sekali aplikasi yang dikembangkan untuk mempermudah dalam kegiatan sehari-hari. Contohnya dalam dunia pendidik yaitu ChatGPT,
ChatGPT adalah sebuah aplikasi yang dapat membantu pelajar dalam mengerjakan tugas dan mengatasi tantangan berbagai macam. Dengan teknologi AI yang digunakan, ChatGPT dapat membantu pelajar dalam mencari informasi, menjawab pertanyaan, dan membuat kontrak secara otomatis. Namun, penggunaan ChatGPT dalam pendidikan harus dilakukan dengan etika akademik dan dengan pendekatan kritis, kreatif, dan kolaboratif
Penggunaan ChatGPT dalam pendidikan juga menimbulkan tantangan, seperti risiko plagiarisme dan ketergantungan kepada teknologi Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya supervisi dan pendidikan tentang etika akademik dan kasihan penggunaan teknologi
Sebagai contoh, dalam penggunaan ChatGPT dalam pembelajaran sejarah, pelajar menggunakannya untuk mendapatkan informasi, bertanya-jawab, dan memperoleh kemudahan dalam pengerjaan tugas. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan ChatGPT tidak harus menggantikan pembacaan materi pelajaran dan pemikiran kritis
Sebagai guru, Anda dapat menggunakan ChatGPT sebagai alternatif tambahan dalam memberikan perspektif dan jawaban yang lebih personal terhadap pertanyaan sejarah. Namun, Anda juga perlu memberikan pendidikan tentang etika akademik dan penggunaan teknologi, serta mengawasi dan mengatur penggunaan ChatGPT , karena sangat berpengaruh dalam perkembangan peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H