Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin menyukai hidup sendiri, kecuali dengan kondisi tertentu dan alasan tertentu. Manusia sebagai makhluk sosial melakukan hubungan antara individu yang satu dengan individu yang lain dan akibat saling berhubungan tersebut terjadi saling pengaruh dan memengaruhi yang disebut interaksi sosial.
Tuhan telah menciptakan kita sebagai makhluk yang berakal yang mampu menjawab permasalahan yang dihadapi. Kita harus menggunakan akal sehat dalam bertindak. Dengan akal dan pikirannya manusia mampu untuk melakukan sesuatu dalam hidupnya baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan orang banyak. Setiap kita melakukan suatu tindakan sosial atau berinteraksi dengan siapapun dan dimanapun tetap kita harus berpedoman pada nilai dan normayang berlaku, seperti norma agama, norma adat, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma kebiasaan, norma hukum, dll.
Menurut Roucek dan Warren, interaksi adalah masalah pokok karena merupakan dasar dari segala proses sosial. Interaksi dapat terjadi antar-individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Dengan melakukan interaksi, seseorang dapat berkenalan, bekerja sama, berorganisasi, bersaing dan bahkan dapat menimbulkan konflik. Dalam proses sosial, interaksi terjadi apabila memenuhi kriteria atau persyaratan yaitu :
- Adanya kontak sosial
- Adanya komunikasi
Komunikasi berhasil apabila pesan sampai kepada komunikan dan terjadi perubahan sikap dan perilaku. Pengertian kontak sosial berasal dari bahasa latin “con” atau “cum” yang berarti sama-sama dan “tanggere” yang artinya menyentuh. Namun, pengertian kontak sosial pada zama teknologi yang telah maju ini tidak berarti hanya terjadi kontak langsung saja, tetapi dapat terjadi pada kontak tidak langsung. Misalnya melalui media teknologi informasi atau media masa.
Ini contoh dari interaksi sosial, wati dan budi adalah dua orang yang sudah berpacaran sejak SMP. Akan tetapi, hubungan mereka itu mulai renggang sejak mereka duduk di bangku SMA. Hal ini dipicu karena kehadiran Ayu di kelas yang mencuri perhatian Budi. Pada suatu hari mereka (wati dan budi) terlibat cekcok mulut, bahkan sama terjadi kekerasan karena Budi ketahuan ada rasa sama Ayu. Kabar peristiwa tersebut menyebar sampai ke mahasiswa fakultas lain. Akhirnya Wati memutuskan untuk menyudahi hubungan mereka. Pada suatu malam, tiba-tiba Budi mengajak Wati untuk makan malam di restoran dan membicarakan hubungan mereka yang sempat kandas di tengah jalan. Budi meminta maaf kepada Wati. Ia mengaku salah karena telah mengkhianati wati. Sejak pertemuan itu hubungan mereka perlahan membaik. Setelah lulus SMA dan mereka berdua diterima di Perguruan Tinggi yang sama, komunikasi semakin membaik dan mereka berkomitmen untuk menjalani dan menjaga hubungan dengan sebaik-baiknya. Sekian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H