Semua masyarakat mengalami perubahan secara terus menerus. Teori evolusioner berpandangan bahwa semua masyarakat mengalami tahap-tahp perkembangan yang sama dan menuju ke tahap perkembangan akhir (mungkin juga ideal), yakni tahap dimana evolusi sosial berakhir. Teori siklus berpandangan bahwa semua masyarakat melalui siklus perubahan, yang akhirnya akan kembali ke titik awal, lalu mengulangi siklus yang sama.
Unsur-unsur budaya baru lahir dari penemuan (discovery), invensi (invention) atau melalui difusi (diffusion) dari masyarakat lain. Kadar perubahan sosial sangatlah berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya, dan antara kurun masa yang satu dengan masyarakat lainnya, perubahan geografis dapat melahirkan perubahan sosial besar. Migrasi ke suatu lingkungan baru sering menimbulkan perubahan dalam segi kehidupan sosial.
Perubahan dalam segi jumlah dan komposisi penduduk selalu menimbulkan perubahan sosial. Karena keterpencilan (isolation) menghalangi perubahan dan kontak lintas budaya cross-cultural contacs) mendorong lahirnya perubahan, maka tentu saja kelompok-kelompok yang secara fisik dan secara sosial terpencil akan mengalami perubahan yang lebih sedikit. Struktur masyarakat juga mempengaruhi perubahan : masyarakat tradisional yang sangat konformis atau masyarakat yang kebudayaannya sangat terintegrasi lebih mudah mudah mengalami perubahan daripada masyarakat individualistis yang permisif dan berkebudayaan kurang terintegrasi.
Sikap dan nilai-nilai masyarakat amat menunjang dan menghambat perubahan. Kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat mempengaruhi tingkat kecepatan dan arah perubahan. Kesulitan teknis dalam memasukkan suatu perubahan ke suatu kebudayaan seringkali membawa konsekuensi besar dalam segi ekonomi dan ketidaknyamanan pribadi. Orang yang memiliki kepentingan pribadi biasanya menentang perubahan, namun mereka sekali mereka menyadari bahwa perubahan yang diusulkan sebenarnya menguntungkan mereka.
Kepintaran dan kedudukan sosial agen perubahan mempengaruhi keberhasilannya dalan memperkenalkan perubahan. Tanpa mengetahui kebudayaan masyarakat secara baik, maka para agen perubahan akan mengalami kegagalan karena mereka pada umunya akan melakukan kesalahan dalam memperhitungkan konsekuensi dan teknik penerapan yang menunjang tercapainya sasaran perubahan. Konsekuensi perubahan tidak akan pernah berakhir. Penemuan dan invensi, dan juga unsur-unsur budaya yang dimasukkan ke dalam suatu masyarakat seringkali menimbulkan reaksi perubahan berantai yang merusak aspek kebudayaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H