Mohon tunggu...
Anita Barkah
Anita Barkah Mohon Tunggu... Kepala Sekolah - Kepala Sekolah Di SDN Bakom Kecamatan Sukaresmi Cianjur

Lahir tahun 1973

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Qasidah, Seni Islami Sarana Menggapai Prestasi

12 April 2017   09:14 Diperbarui: 12 April 2017   18:00 3392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Untuk tata rias tidak terlalu dirisaukan karena sudah beberapa tahun saya dan beberapa rekan guru menjadi penata rias dadakan khusus untuk acara-acara di sekolah (lumayan daripada harus dandan di salon yang tentunya lebih mahal, sekalian saya juga ingin lebih mendalami tata rias karena memang senang menjadi penata rias).  Allhamdulillah ...,jerih payah beberapa bulan latihan membuahkan hasil, sekolah kami berhasil menjadi juara I tingkat kecamatan dan berhak mewakili kecamatan ke tingkat kabupaten.

Pengalaman pertama yang tentu sangat membanggakan, selama ini yang sering sekolah kami ikuti ke tingkat kabupaten adalah bidang akademik dan seni sunda. Kami persiapkan secara maksimal yang kami mampu di sekolah untuk penampilan grup qasidah ini baik dari busana maupun tata rias yang saat itu terus terang aja masih sangat sederhana, dan begitu terkejutnya saya dan rekan-rekan guru yang lain begitu tiba di tempat lomba, dari segi penampilan kami jauh tertinggal dengan kecamatan lain, baik itu penampilan busana, tata panggung dan juga variasi pukulan rebana, wooow! saya pribadi terkejut ternyata begitu pesat perkembangan seni qasidah di lingkungan sekolah dasar saat itu. Kami akui ketertinggalan grup qasidah kami, dan kami mensyukurinya karena ini pengalaman yang sangat berharga, tetapi walau sangat sederhana penampilannya tetapi hasilnya tidak terlalu mengecewakan, kami ada di posisi 11 dari 32 kecamatan peserta lomba.

Pengalaman lomba di kabupaten saya  jadikan sumber ilmu dan informasi,  Saya bertanya kepada rekan yang berhasil menjadi juara satu tentang cara pembinaannya. Ternyata sekolah-sekolah yang berhasil menjadi juara di tingkat kabupaten itu rata-rata  mengundang pelatih khusus yang memang sudah ahli dalam bidang qasidah, Ooh!...seperti itu ternyata.

Tahun 2012 sekolah kami masih mengandalkan sumber daya yang ada di sekolah untuk melatih qasidah, saya berusaha semampu yang saya bisa untuk melatih grup yang baru lagi dan mengikuti kembali lomba tingkat kecamatan, Kali ini hanya sampai peringkat kedua di kecamatan,  berarti sebuah kemunduran. Terpikir kembali obrolan dengan rekan yang sekolahnya menjadi juara 1 tingkat kabupaten, maka saya beranikan diri  menyampaikan permohonan kepada kepala sekolah untuk mendatangkan pelatih khusus untuk kegiatan ekstrakulikuler qasidah, agar dapat meningkatkan prestasi di tahun yang akan datang. Permohonan itu pun direspon positif oleh bapak kepala sekolah, waktu itu Bapak Ahmad Hidayat, beliau meminta kepada guru bidang studi PAI untuk mencarikan pelatih khusus untuk ekstrakulikuler qasidah.

Seminggu kemudian datanglah seorang pelatih yang diminta itu, seorang guru yang bertugas di SMP Futuhiyyah Cipanas, bernama Pa Endang dan beliau bersedia menjadi pelatih di sekolah kami. Sejak saat itulah terjadi kemajuan yang luar biasa untuk kegiatan ekstrakulikuler qasidah di sekolah kami, Pa Endang memang benar-benar ahli dalam bidangnya. Berbagai variasi pukulan dan koreografi di atas panggung sangat  dikuasainya. Kami pihak sekolah juga mengadakan beberapa terobosan untuk mengembangkan seni qasidahan ini, mulai dari membeli rebana yang jauh lebih baik kualitasnya dan juga membuat kostum-kostum baru yang juga lebih modis.

Perjuangan kami menunjukkan hasil,  sejak tahun 2013 sampai saat ini tahun 2017, sekolah kami menjadi juara 1 terus menerus di tingkat kecamatan bahkan pada  tahun 2013 berhasil menjadi juara 1 tingkat Kabupaten dan  mewakili Kabupaten Cianjur  berlomba di tingkat provinsi yang dilaksanakan di kota Tasikmalaya. Walau belum berhasil menjadi juara di tingkat provinsi tetapi kami merasa bangga anak- anak kami telah menorehkan prestasi yang yang sangat baik dari seni qasidah ini. Di tingkat kecamatan sekolah kami menjadi semacam “ikon”nya untuk seni qasidah.  Adapun dari tahun 2014 sampai 2017 ini di tingkat kabupaten belum berhasil lagi menjadi juara 1 karena ketatnya persingan seni qasidah yang sangat berkembang dari tahun ke tahun. Kami hanya berhasil sampai peringkat 4 tahun 2015 dan  peringkat 3 pada tahun 2016.

 Ada yang menarik dari kegiatan qasidah ini, sering kostum-kostum qasidah kami disewa oleh sekolah-sekolah lain yang akan mengikuti kegiatan lomba qasidah, bahkan sampai dari sekolah-sekolah yang cukup besar di kota Cipanas memilih untuk menyewa kostum setiap kali ada perlombaan,  Karena qrup qasidah ini anggotanya banyak sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar untuk membuat kostum baru, belum lagi aksesoris dan pernak-pernik lainnya yang melengkapi penampilan peserta. 

Dari uang sewa kostum ini kami bisa membuat kostum-kostum baru lengkap dengan aksesorinya, membeli perlengkapan make up yang lengkap bahkan membuat kostum-kostum yang diperlukan untuk porseni dan lomba lainnya, kalaupun ada kekurangan baru sekolah menambah biayanya.  Singkatnya kegiatan ekstrakulikuler qasidah ini memberikan warna tersendiri di sekolah kami, kegiatan ini telah banyak memberikan nilai positif baik pada anggota grup qasidah itu sendiri juga pada kami, guru-guru sebagai pembimbingnya.

Qasidah adalah seni yang berbentuk grup dan penilaiannya pun dari beberapa aspek,  maka banyak kemungkinan yang menyebabkan belum berhasilnya lagi grup qasidah sekolah kami di tingkat kabupaten sehingga belum mendapat kesempatan lagi berlomba  di tingkat provinsi, banyak hal terjadi dia atas panggung yang tidak terduga dan  menyebabkan kegagalan,   tapi kegagalan itu tidak menjadikan kami patah semangat, kami akan terus membina anak-anak yang  memang memiliki minat dan bakat di bidang qasidah untuk dapat  mengembangkan potensinya, tak lupa kami pun terus membuat inovasi dan pembaruan di berbagai aspek untuk keberhasilan di tahun-tahun yang akan datang.

Hal yang lebih penting dari prestasi yang kami raih adalah nilai-nilai positif yang kami dapatkan dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler  ini, minimal menjadi contoh salah satu budaya yang sangat positif untuk dikembangkan di sekolah mengingat betapa maraknya pengaruh budaya yang  negatif berkembang saat ini di tengah masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun