Mohon tunggu...
Anita Agustiani
Anita Agustiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, aku Anita. Aku mahasiswa dari Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Kelurahan Sidodadi Kini Telah Menjadi UMKM Terbanyak yang Ada di Surabaya

25 Agustus 2024   18:45 Diperbarui: 25 Agustus 2024   18:52 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelurahan Sidodadi di Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya, merupakan salah satu kawasan dengan konsentrasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tertinggi di kota ini. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi, terdapat 9 jenis UMKM yang aktif di wilayah ini, dengan total mencapai 235 unit usaha. UMKM di Sidodadi didominasi oleh sektor makanan dan minuman, yang mencatat jumlah terbanyak dengan 180 unit usaha. Selain itu, terdapat juga 27 unit usaha toko retail, 7 unit usaha lain-lain, 6 unit usaha di bidang fashion, 5 unit usaha di sektor makanan khusus, 5 unit usaha di sektor jasa, 2 unit usaha di sektor kue basah dan kering, 1 unit usaha dalam sektor perancangan, dan 2 unit usaha craft atau kerajinan. Namun, hanya 8 UMKM yang mendapatkan status sebagai binaan, menimbulkan ketimpangan dalam pengembangan dan dukungan.Fenomena yang terjadi di Sidodadi ini mencerminkan beberapa masalah signifikan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM. Salah satu masalah utama adalah ketimpangan dalam akses terhadap dukungan dan pembinaan dari pemerintah. Dengan hanya 8 UMKM yang berstatus sebagai binaan, mayoritas pelaku usaha di Sidodadi tidak mendapat pembinaan yang memadai. Lurah Sidodadi, Eka Puji, menyoroti bahwa keterbatasan pembinaan ini mengakibatkan banyak pelaku usaha kesulitan dalam meningkatkan kualitas produk, mengadopsi inovasi seperti penggunaan informasi akuntansi, dan memperluas pasar melalui strategi pemasaran yang efektif . Ketidakmerataan pembinaan ini menyebabkan kesenjangan dalam hal pertumbuhan dan daya saing antar UMKM di wilayah ini.

Selain itu, masalah akses terhadap modal juga menjadi hambatan utama bagi UMKM di Sidodadi. Sebagian besar pelaku usaha mengandalkan sumber daya terbatas untuk mengembangkan bisnis mereka, sehingga tidak mampu memanfaatkan peluang pasar yang lebih besar. Minimnya akses terhadap teknologi dan pelatihan juga menjadi kendala, di mana pelaku UMKM kesulitan untuk mengikuti tren pasar yang terus berkembang. Hal ini terutama terlihat pada sektor-sektor yang membutuhkan inovasi berkelanjutan seperti fashion dan craft, di mana pelaku usaha sering kali tertinggal dalam hal desain dan kualitas produk.

Di sisi lain, persaingan yang ketat di pasar lokal juga menjadi tantangan bagi UMKM di Sidodadi. Banyak pelaku usaha yang beroperasi di sektor yang sama, terutama di bidang makanan dan minuman, menyebabkan saturasi pasar. Dengan keterbatasan dalam promosi dan branding, UMKM di Sidodadi sering kali kesulitan untuk menarik perhatian konsumen dan bersaing dengan pelaku usaha dari luar wilayah. Lurah Sidodadi juga menambahkan bahwa kerjasama yang lebih intensif dengan pemerintah dan lembaga swasta diperlukan untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, agar UMKM di Sidodadi dapat berkembang secara berkelanjutan dan lebih kompetitif di pasar lokal maupun nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun