Ayah adalah sosok yang sangat tangguh bagiku, semua hal yang aku inginkan selalu terpenuhi hinga waktunya akupun berpisah dengan Ayah untuk selama-lamanya dan hal ini adalah hal yang sangat aku benci namun kenyataanya adalah seperti itu, tidak ada yang bisa merubah semua hal yang yang terjadi pada waktu itu. Kerapuhan yang selama ini tidak pernah terjadi dan akhirnya terjadi juga. Tak ku duga semua ini terjadi, di dalam tidurku aku selalu berpikir itu adalah sebuah mimpi bagiku akupun takut untuk bangun dari mimpi itu tapi aku pun sadar bahwa sampai kapan aku akan tertidur dalam mimpi yang buruk itu. Dan kemudian ketika aku terbangun dari mimpi "AKU MENYAYANGIMU AYAHKU''Â
Tidak ada kata yang lain yang bisa aku ungkapkan dalam hati ini selain aku menyayangimu ayahku, begitu cepat ayah meninggalkan aku dan bunda, indah hari-hariku bersama ayah yang dahulu sebelum ayah pergi, namun sekarang sebaliknya setelah ayah telah pergi menghadap sang ilahi ( alloh, swt) maka maka keharmonisan sebelumnya berubah menjadi tekenan yang tidak bisa aku hnagatkan lagi menjadi sebuah keharmonisan keluarga yang seperti dahulu kala.
Aku yakin ayah tahu apa uang terjadi dan aah pun menangis ketika melihat keluarga ini seperti ini, karena dengan susah payah Ayahku berjuang untuk membesarkanku dan sampai akhirnya saat ini aku adalah salah satu Mahasiswa di Universitas Negri tinggi di Mataram, dengan perjuangan orang tuaku terutama ayahku aku bisa duduk di tempat ini, namun setelah aku telah berada di tinggat setinggi ini ayah pun membuat aku jatuh ke tempat yang paling bawah dengan satu alasan yang tidak aku inginkan, namun aku selalu berpikir positif bahwa Ayah.Â
Sosok ayah yang aku rindukan selalu ingin ku bercerita banyak dan ingin berdiskusi dengan Ayah, namun itu hanyalah mimpi yang tertunda untuk ku dan mimpi yang akan aku kejar sekarang adalah mimpi Ayahku yang dengan susah payah menjunjungku dan akhirnya sampai pada titik ini. mimpi ayahku hanya satu yaitu ''Ayah menginginkan anak-anaknya menjadi sukses (menjadi guru) terutama aku sendiri dari kedua saudaraku yang ayah tidak bisa perjuangkan lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H