Seringkali untuk menutupi kesedihannya, ia berhias senyum
Saat hatinya bergejolak menahan bilangan amarah, ia tetap saja tersenyum
Pun, ketika sedih dirasakannya, ia terus saja tetap mencoba untuk tersenyum
Â
Mungkin kala kau  berfikir ia naif
Berpura pura kuat, padahal hatinya rapuh
Tentu saja kau salah besar
Apa kau tahu, airmata yang ia keluarkan semata karena sebentuk hati telah ia berikan kepadamu
Â
Kesedihan, kemarahan, juga kepedihan hatinya bukan tak ingin ditampakkannya pada dunia
Sesungguhnya, yang dibutuhkannya hanyalah tempat untuk bersandar
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!