Ada hal yang disayangkan oleh para diplomat dan warga asing yang tinggal dan pernah tinggal di Indonesia yaitu mereka menilai bahwa sebagian warga Indonesia mulai berpaling dari Pancasila sebagai landasan berbangsa dan bernegara. Â Indikasi dari rasa keberpalingan itu antara lain dengan banyaknya simpati kepada ISIS saat mereka melawan pemerintahan Suriah yang sah, dan ingin mendirikan sebuah negara kekhilafahan alias negara Islam.
Memang tidak semua simpatisan ISIS adalah warga Indonesia; ada para simpatisan dari Nigeria, beberapa negara muslim di Asia, serta simpatisan dari wilayah Eropa seperti warga Jerman, Inggris dan beberapa negara Balkan.
Kenapa warga asing itu menyayangkan para simpatisan ISIS; sebuah cita-cita yang akhirnya kacau itu? Jawabannya adalah Indonesia punya dasar bernegara sekaligus filosofi negara yang sangat bagus yaitu Pancasila. Pancasila dinilai sangat lentur terhadap perbedaan yang dimiliki oleh Indonesia. Dasar berbangsa dan bernegara itu dinilai cocok dengan keadaaan negara kita yang sangat beragam ini.
Sedangkan kita tahu setelah kekhilafahan Ottoman runtuh tidak ada satu negara yang mendirikan kekhilafahan pengganti. Sebuah negara seperti Arab Saudi saja adalah negara umum dan bukan kekhilafahan. Begitu juga Maldives yang seluruh penduduknya beragama muslim, bukanlah sebuah negara agama.
Beberapa negara yang memiliki perbedaan (keberagaman) lebih sedikit dibanding Indonesia; semisal negara-negara di Uni Soviet (dulu) akhirnya terpecah-pecah menjadi beberapa negara, satu negara besar yaitu Rusia dan beberapa negara kecil. Perpecahan itu dipicu selain karena perjanjian yang usai (untuk berbentuk Uni) namun juga karena perbedaan etnis.
Perbedaan kecil yang dimiliki sebuah bangsa dan menimbulkan konflik dan akhirnya menimbulkan korban jiwa antara lain pernah dialami oleh Rwanda dan beberapa negara lain. Rwanda pernah mengalami genosida hanya karena pertentangan antar etnis yaitu antara suku Hutu dan Tutsi. Kejadian yang sudah lama berlalu itu akhirnya diabadikan dalam sebuah musium di Rwanda. Kini Rwanda aman dan damai.
Sampai di sini kita selayknya renungkan, betgapa berharganya pancasila bagi bangsa kita. Ia telah 'menjaga' kita dari berbagai tantangan yang dialami bangsa kita. Tidak saja melawan komunis, tapi juga melawan fanatisme berlebihan terhadap keyakinan, juga melawan aksi-aksi terorisme yang sering mendera kita.
Karena itu, rawatlah 'kekayaan'kita itu dengan. Pancasila terlalu berharga untuk ditukar dengan apapun. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H