Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rumah Ibadah Harus Jauh dari Kepentingan Politik

20 Februari 2019   06:05 Diperbarui: 20 Februari 2019   06:24 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti diduga banyak pihak, tahun 2018 dan 2019 adalah tahun yang riuh. Karena dalam dua tahun itu, Indonesia menghadapi kontestasi politik yaitu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada tahun 2018 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) . Dua tahun itu dikenal dengan nama tahun politik.

Ternyata kegaduhan pada dua tahun itu tidak hanya merambah bidang politik, tapi juga ke hal-hal yang lain. Persaudaraan, pertemanan, agama, pendidikan dan lain-lain. Banyak hubungan kekerabatan yang menjadi renggang karena berbeda pilihan. Begitu juga pertemanan yang putus gegara berbeda atau bertentangan soal poitik ini.

Begitu juga soal agama. Di beberapa tempat muncul fenomena bahwa di tempat-tempat ibadah kini sering dipakai untuk ajang kampanye . Ini tentu bertentangan dengan ketentuan rumah ibadah. 

Beberapa pandangan malah menganggap bahwa kepentingan politik yang menunggangi kepentingan agama itu adalah cara kotor untuk mendapatkan simpati dari masyarakat.

Bahwa rumah ibadah pada dasarnya adalah tempat untuk beribadah kepada Tuhan. Di dalamnya ada hubungan sacral antara Allah dengan umatnya. Hubungan yang dekat dan personal. '

Sehingga jika hubungan sacral antara Tuhan dengan umatnya itu masuk kepentingan politik, tentu akan mengganggunya.

Kita tentu ingat fenomena yang terjadi pada saat Pilkada Jakarta tahun 2016 lalu, dimana agama masuk dalam ranah rumah ibdah. Saat itu banyak penceramah agama yang memberikan saran tiap Jumat untuk mencoblos pasangan tertentu pada saat Pilkada Jakarta berlangsung.

Terlepas dari pandangan bahwa mantan Gubernur Jakarta lalu, yaitu Basuki Tjahaja Purnama telah melanggar ketentuan soal melecahkan agama tertentu, tapi menyarankan masyarakat untuk memilih calon dalam Pilkada ketika berbicara di masjid adalah cara yang tak elok dari pemuka agama. Apapun alasannya seharusnya masjid lepas dari semua kepentingan politik yang menungganginya.

Begitu juga gereja, vihara, pura dan semua tempat ibadah , seharusnya lepas dari kepentingan politik. Harusnya itu adalah tempat sacral untuk berhubungan dengan Sang Pencipta.

Karena itu, pada moment ini adalah saat tepat bagi kita untuk kembali mengingat bahwa rumah ibdaha adalah tempat bertemunya umat dengan Sang Pencipta. 

Rumah ibadah harus lepas dari semua kepentingan poitik yang masuk dan menungganginya. Jika ada rumah ibadah yang dipakai untuk sarana kampanye, tentu kita harus berani mengingatkan kepada pengurus masjidnya atau dengan cara lain yang santun. Sehingga rumah ibadah kembali menjadi tempat suci bagi Tuhan dan umatnya untuk bertemu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun