Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konsep Pengajaran Anak, Harus Benar

3 September 2018   09:24 Diperbarui: 3 September 2018   09:40 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengamat anak sekaligus Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau akrab dipanggil kak Seto pernah mengatakan bahwa anak-anak rentan terdoktrin radikalisme. Mereka cenderung merupakan korban yang terpapar radikalisme dengan konsep pengajaran yang salah.

Terlebih menurutnya, jika lingkungan tempatnya tumbuh tidak kondusif. Bisa karena galau, figure yang dia puja (semisal ibu atau bapaknya) mengajarkan radikalisme, atau bisa juga pihak sekolah mengajarkan hal-hal yang berbau intoleran. Bisa juga karena iming-iming tertentu dan keliru.Semisal jika meninggal akan banyak pertanyaan dari malaikat ini itu dsb. Ini akan mejerumuskan anak ke konsep yang keliru.

Karena ajaran dan wawasan orang tua  atau pendidik yang keliru, dalam benak anak-anak, radikalisme dan terorisme itu adalah bentuk jihad dan mulia.

Dan konsep jihad adalah kekerasan, semisal membunuh kafir termasuk aparat keamanan, orang-orang yang beda agama ( sekalipun itu teman atau saudara). Konsep masuk surga juga diperkenalkan dengan doktrin radikalis seperti ini.Situasi dan perkembangan seperti ini harus jadi perhatian kita semua. Bahwa jangan sampai lingkungan mengajarkan konsep dan ajaran yang keliru kepada anak.

Lingkungan ni tidak hanya orang tua saja tetapi juga tetangga dan guru-guru di sekolah. Karena itulah pendidikan antiradikal bagi anak-anak sejak usia dini sangatlah penting.

Anak-anak perlu ditanamkan konsep yang benar soal anti kekekerasan (anti radikalisme) kepada anak-anak sejak anak-anak itu masih bocah. Idealnya mulai anak-anak ini meginjak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Bukan saja itu pondasi kokoh untuk masa depan anak itu sendiri, tapi juga untuk bangsa. 

Jika pada masa kecilnya sang anak tak cukup punya pendidikan dan pengajaran dengan konsep yang benar soal moral maupun formal, maka bisa dipastikan anak itu di masa depan mungkin akan gampang terombang-ambing akan sesuatu.

Bentuk gangguan pada perjalanan hidup orang yang bisa membuat terombang ambing dapat berbentuk macam-macam. Mungkin dia menjadi sensitif --tidak mampu menerima kritik yang mungkin membangun, tidak mampu membendung pengaruh negative. Mungkin kultural atau bisa saja hal yang menyangkut keyakinan. Yang ekstrim adalah jika anak itu menjadi radikal.

Karena itu, kita harus memperhatikan anak-anak kita dengan baik. Berikan konsep-konsep benar soal kebangsaan dan pluralism. Juga konsep-konsep agama haruslah dengan dengan pengajaran yang benar. Begitupun keiatan-kegiatan penunjangnya.

Jika bapak atau ibu tidak tahu atau ragu-ragu maka bisa Tanya kepada yang lebih ahli. Karena jika tidak dilakukan,  anak akan keliru dalam menerapkannya pada kehidupan selanjutnya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun