Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Lawan Radikalisme: Selalu Ada Jalan untuk Indonesia Damai

21 Mei 2015   16:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:44 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menurut saya hidup bahagia itu mudah, yakni menggiatkan sikap saling tolong menolong dan tidak menganggu orang lain, apalagi sampai merebut hak yang bukan milik kita. Perdamaian adalah kunci dari hidup bahagia di dunia, dan saya rasa tidak ada satu manusia pun yang ingin larut dalam konflik dan perseteruan berkepanjangan karena semua menginginkan hidup yang damai.

Namun dalam upaya perwujudannya, hal tersebut seringkali menemui beragam masalah yang kemudian membentuk krisis multidimensi di tengah masyarakat. Krisis multidimensi tersebut mengakibatkan lunturnya nilai persaudaraan karena masyarakat merasa tidak yakin betul (distrust) dengan lingkungan sekitarnya. Itulah mengapa kemudian muncul sikap egoistis yang meluas di tengah masyarakat. Saling ejek, nyawa dapat melayang, saling tuduh dan berkelahi kian mudah tersulut, seakan-akan nyawa begitu murahnya dihargai.

Ketidak pedulian terhadap hal-hal immoral tersebut mendorong terciptanya sikap radikal yang kini telah menjadi ancaman bahaya laten karena ideologinya yang terkadung menyebar luas. Kepercayaan yang hilang melahirkan individualisme yang bertentangan dengan kultur ke-Indonesia-an. Hal ini kurang lebih serupa dengan ungkapan yang pernah dicetuskan oleh filsuf legendaris asal Prancis, J.J. Rousseau, bahwa konflik dan perang diawali ketika masyarakat  mulai berpikir di dalam hati “this is mine’ (ini milikku). Hal inilah yang kemudian membuat masyarakat bersikap semaunya karena merasa bahwa demokrasi tidak dibarengi dengan adanya ketegasan hokum.

Jika hal tersebut tidak segera ditangani dengan serius, maka ada potensi hilangnya sikap kekeluargaan, musyawarah mufakat, dan hal-hal bersifat damai lainnya. Justru yang ada adalah peningkatan tensi konflik di tengah masyarakat. Nantinya hal tersebut akan menjurus pada munculnya sikap mau menang sendiri. Bahkan hal tersebut dapat memicu pemahaman bahwa yang kuat yang akan bertahan dan yang lemah pasti akan tertindas.

Meskipun begitu, tidak ada kata terlambat untuk menanggulangi radikalisme. Menurut rekomendasi beberapa pengamat radikalisme, setidakanya terdapat tiga kegiatan pokok yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia dalam melaksanakan upaya penanggulangan radikalisme. Kegiatan pokok pertama adalah peningkatan eksistensi pihak penanganan radikalisme untuk masalah penyiapan kebijakan dan koordinasi penanggulangan yang disinergikan dengan pembangunan kapasitas masing-masing lembaga dan institusi keamanan terkait.

Kegiatan pokok kedua adalah restrukturisasi operasional institusi keamanan dalam penanganan radikalisme, termasuk pengembangan standar operasional dan prosedur pelaksanaan latihan bersama. Adapun untuk kegiatan pokok utama ketiga adalah melakukan komunikasi dan dialog serta pemberdayaan kelompok masyarakat secara intensif dalam kerangka menjembatani aspirasi, mencegah berkembangnya potensi radikalisme di tengah masyarakat.

Tentunya hal tersebut perlu mendapat dukungan dan kesadaran luas dari kita sebagai masyarakat Indonesia. Karena bagaimanapun juga, kebijakan pemerintah untuk menciptakan kehidupan yang damai akan berhasil dengan bantuan dukungan dari masyarakatnya. Mari bersama menanggulangi radikalisme dengan semangat persatuan dan kesatuan yang damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun