Mohon tunggu...
Anis Yulyanis
Anis Yulyanis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S2 Pendidikan Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia

Manusia biasa yang mencoba menikmati setiap proses pembelajaran dalam perjalanan yang panjang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Membaca Buku Doa untuk Anak Cucu

7 November 2024   16:41 Diperbarui: 19 November 2024   18:55 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Tangkap Layar Penulis - Jurnal Membaca

Dalam "Buku Doa untuk Anak Cucu" terdapat 22 judul puisi yang diawali dengan doa sang penulis  kepada Tuhannya, berbagai kritikan terhadap pemerintah Orde Baru, hubungan manusia dengan alam dan sebagainya. Selain itu saya menyukai bagaimana penulis sangat pandai menuangkan nasib rakyat dan keadaan pemerintah disebuah sajak sederhana yang mudah dimengerti penikmat sastra.

Karya Rendra sangat menyentuh dengan menggunakan bahasanya yang sederhana dan tegas. Setiap pembaca termasuk saya yang langsung membayangkan saat W.S. Rendra membacakan syair-syair ini, mugkin kebanyakan reaksi kita terpesona bahkan menangis dan ikut tenggelam dalam pembenaran setiap harapan keadaan yang dirasakan penulis.

Menurut saya "Buku Doa Untuk Anak Cucu" selain hadir sebagai pelepas rindu akan karya sastrawan legendaris Indonesia, juga membawa pesan kepada pemuda-pemudi masa depan yang lahir untuk mensejahterakan bangsa dan negara nya dengan berlandaskan keadilan rakyat yang  mengambil pelajaran dari sejarah bangsanya sendiri agar tidak terjajah oleh kerakusan  menjadi penguasa.

Dengan ditulisnya jurnal membaca dari buku berjudul Doa untuk Anak Cucu karya W.S Rendra, kita mengetahui bahwa buku tersebut bukanlah buku seperti buku biasanya yang kita baca, melainkan buku ini adalah kumpulan puisi-puisi yang belum pernah dipublikasikan, terlihat jelas pada cover buku yang dilampirkan dalam tulisan ini.

Lebih dari itu penulis pun menjelaskan bagaimana buku yang berisikan puisi ini menjadi sebuah karya yang mampu menginspirasi para generasi penerus sampai saat ini agar mampu menyelami makna keberadaannya di dunia.

Meskipun saya dan Anda belum sempat membaca buku ini secara langsung, namun melalui jurnal membaca yang di tuliskan oleh penulis disini, cukup memberikan sedikit gambaran penting yang bisa kita eksplorasi menjadi sebuah tindakan yang layak untuk dipertanggungjawabkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun