Mohon tunggu...
Anisya Manoban
Anisya Manoban Mohon Tunggu... Mahasiswa - Karyawan swasta

Hobi saya berenang menyanyi serta tak lupa menyayangi diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Slow Learner

9 November 2024   12:21 Diperbarui: 9 November 2024   12:28 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anisatuzzahra¹, Muhammad Nofan Zulfahmi²

Anak dengan kemampuan slow learner adalah anak yang secara fisik tampak normal, tetapi memiliki tingkat intelegensi yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya. Dalam konteks kelas normal, anak dengan kemampuan ini sering kali berada di peringkat terbawah atau memiliki prestasi yang paling rendah. Hal ini disebabkan oleh kemampuan mereka yang berada di bawah rata-rata dalam mengikuti pelajaran, berbeda dengan anak-anak lain yang memiliki kemampuan belajar normal (Malia et al., 2023) . Slow learner adalah kondisi siswa dengan IQ yang cukup rendah sehingga menimbulkan kesulitan dalam belajar di kelas reguler. Skor IQ rata-rata adalah 100, sementara siswa slow learner memiliki skor IQ antara 70-90 dari tes IQ. Ridho Ahmad (Dalam Eastmead, 2004).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menekankan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Hal ini berarti bahwa anak slow learner juga berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. UU ini menekankan pentingnya pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam konteks anak slow learner, UU ini menegaskan bahwa pendidikan harus diselenggarakan dengan pendekatan yang inklusif dan adaptif, memastikan bahwa anak-anak dengan kebutuhan belajar yang berbeda mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk berkembang secara optimal.

Salah satu metode yang efektif untuk mendukung anak slow learner adalah Program Pembelajaran Individual (PPI). Tujuan Program Pembelajaran Individual (PPI) bagi anak slow learner adalah untuk memenuhi kebutuhan belajar, meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri, serta mengembangkan keterampilan sosial dan emosional mereka. PPI dirancang khusus untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan belajar individual anak slow learner melalui penyesuaian metode pengajaran, materi pembelajaran, dan tempo belajar yang sesuai. Selain itu, PPI bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri anak slow learner yang sering merasa tertinggal dan kurang percaya diri. Dengan dukungan yang disesuaikan dengan kecepatan belajar mereka, anak-anak ini dapat merasa lebih termotivasi dan percaya diri. Tidak hanya fokus pada aspek akademis, PPI juga berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional anak, termasuk kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya, guru, dan lingkungan sekitar. Dengan demikian, PPI memberikan dukungan yang komprehensif untuk membantu anak slow learner mencapai potensi maksimal mereka.

Strategi dalam Program Pembelajaran Individual (PPI) bagi anak slow learner meliputi beberapa langkah penting. Langkah pertama adalah penilaian awal untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan anak melalui tes diagnostik dan observasi, guna memahami kebutuhan belajar mereka secara mendalam. Berdasarkan hasil penilaian ini, guru bersama dengan orang tua dan profesional pendidikan lainnya mengembangkan Rencana Pembelajaran Individual (RPI) yang mencakup tujuan akademis, strategi pengajaran, dan metode evaluasi yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Selanjutnya, guru menerapkan pelaksanaan pembelajaran dengan strategi pengajaran yang sesuai dengan RPI, termasuk penggunaan alat bantu visual, pendekatan multisensori, dan teknologi pendidikan. Langkah terakhir adalah evaluasi dan penyesuaian yang dilakukan secara berkala untuk memantau kemajuan anak dan menyesuaikan RPI sesuai kebutuhan. Umpan balik dari guru, orang tua, dan anak itu sendiri sangat penting dalam proses ini untuk memastikan efektivitas program dan pencapaian tujuan belajar yang optimal.

Contoh Implementasi PPI Misalnya, seorang anak slow learner mungkin memiliki kesulitan dalam membaca. RPI untuk anak ini bisa mencakup penggunaan buku bergambar, pembelajaran berbasis fonik, dan sesi membaca yang lebih pendek tapi sering. Guru dapat menggunakan teknologi seperti aplikasi pembelajaran membaca untuk membantu anak ini.

DAFTAR PUSTAKA

Malia, B., Hidayati, R., Sasmita, A., & Dewi, W. C. (2023). IDEA: Jurnal Psikologi PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK SLOW LEARNER. https://doi.org/10.32492/idea.v7i1.7102

Ridha, Ahmad. 2019. Memahami Perkembangan Siswa Slow Learner. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press

_____. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun