Mohon tunggu...
Siti Anisya Ummi Ul Jannah
Siti Anisya Ummi Ul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya Siti Anisya Ummi Ul Jannah seseorang yang introvert, memeiliki hobi membaca, dan berkeinginan menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Mental Breakdown di Kalangan Gen Z Dikaji dalam Teori Fungsionalisme, Kenapa?

27 November 2022   10:20 Diperbarui: 27 November 2022   10:34 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena Mental Breakdown di Kalangan Gen Z Dikaji dalam Teori Fungsionalisme, Kenapa?

Gen Z adalah sebutan untuk generasi yang lahir kisaran tahun 1995-2010. Generasi Z juga dikatakan generasi internet, karena pada tahun-tahun Gen Z lahir adalah tahun berkembangnya teknologi seperti smartphone. Gen Z dianggap istimewa karena berhubungan dengan luas melalui adanya media sosial. Gen Z dikatan generasi yang mempunyai dua kehidupan yaitu kehidupan secara nyata dengan kehidupan di sosial media.

Berkembangnya sosial media dari masa ke masa bisa menyebabkan banyak dampak salah satunya dampak buruk pada kesehatan mental pada Gen Z. Menurut WHO, kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang mengetahui apa yang ada dalam diri mereka sendiri.  American Psychological Association menyatakan Gen Z adalah generasi yang  bisa consern dengan buruknya kesehatan mental yang terjadi. Terjadinya transisi masa generasi sebelumnya ke generasi Z mengenai penyebab terjadinya mental breakdown yang seharusnya serupa  menjadi tidak sama karena beberapa faktor seperti semakin smart fungsi dari smartphone itu sendiri dibandingkan generasi sebelumnya.

Media sosial dalam kehidupan gen Z telah menjadi kehidupan kedua yang beriringan dengan kehidupan nyata. Interaksi sosial tidak hanya dilakukan dalam kehidupan nyata sehari-hari melainkan dalam kehidupan bermedia sosial pun ikut serta, itulah mengapa timbul kalimat media sosial mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Seringkali dua kehidupan yang dijalani antara ke kehidupan nyata sehari-hari dengan apa yang ditampilkan di media sosial sangatlah berbeda. Media sosial seperti menjadi tempat ajang perlombaan untuk mempertontonkan kehidupannya supaya terlihat keren, menarik, dan sebagainya. Orang lain akan melihat bahwa apa yang ditunjukkan di media sosial adalah kehidupan asli dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu apa kaitannya dengan teori fungsionalisme? Sejatinya teori fungsionalisme adalah teori dalam antropologi yang digunakan untuk menjelaskan proses kultur atau suatu sistem kultur yang mempunyai kebutuhan dasar untuk dipenuhi. Menurut Bronislaw Malinowski kultur harus bisa memenuhi kebutuhan fundamental manusia, yakni kebutuhan biologis, kebutuhan psikologis, serta kebutuhan insturmental.

Kebutuhan psikologis dengan perkembangan kultur dan kebiasan manusia dari masa ke masa juga mengalami perubahan. Kebutuhan psikologis pada Gen Z dianggap lebih terperhatikan karena tingkat kesadaran akan kebutuhan psikologis untuk mendapatkan mental yang sehat. Walaupun di generasi ini juga kesehatan mental yang dipunyai dianggap lebih lemah daripada generasi-generasi sebelumnya akibat beberapa faktor yang mempengaruhi. 

Pembicaraan mengenai kebutuhan psikologis atau kesehatan mental pada Gen Z lebih terbuka dan semakin luas, Gen Z beranggapan bahwa mempunyai kebutuhan psikologis yang sehat mampu memperbaiki hidup yang mereka jalani. Gen Z dianggap mampu memfungsikan media sosial yang menjadi salah satu faktor utama terjadinya mental breakdown menjadi wadah akan kemelekan pentingnya memenuhi kebutuhan psikologis atau mental yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun