Mohon tunggu...
Anis Uyun Nurlidya
Anis Uyun Nurlidya Mohon Tunggu... Aktris - Selebgram

Masih dalam fase butuh banyak belajar 🤗 mohon bantuannya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Alasan Kenapa Kamu Tidak Perlu Membenci Diri Sendiri

2 November 2019   09:48 Diperbarui: 2 November 2019   09:56 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Bagaimana psikolog menjaga kesehatan mentalnya? Jadi psikolog kan capek. Kerjaannya harus dengerin keluhan dan masalah orang lain.".

Psikolog adalah sebuah profesi. Setiap profesi tentu ada resikonya. Tak seperti profesi lain seperti polisi dan pemadam kebakaran misalnya, secara kasat mata resiko yang menimpa psikolog tak begitu terlihat. Tantangan profesi seorang konselor bukan pada aspek fisik, melainkan aspek emosi.

Saat menempuh pendidikan, seorang calon psikolog mendapatkan pelatihan dan terapi dari dosen (yang tentunya juga psikolog) agar mampu menghadapi ketakutan terbesarnya dan nantinya akan mampu melakukan praktik profesi. Lewat sesi ini, psikolog dilatih untuk menerima dirinya sendiri (menerima kelebihan dan kekurangan) dan siap memahami persoalan klien. Inti dari proses tersebut adalah para calon psikolog dilatih untuk mencintai, menghargai, dan menerima diri sendiri sebelum berkutat dengan masalah orang lain. Bahasa kerennya self-love.

Berdasarkan hal di atas, dapat diketahui bahwa kesehatan mental berawal dari self-love, yaitu bentuk penerimaan dan kecintaan terhadap diri sendiri, yang diwujudkan dalam berbagai tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik dan psikologis kita. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Yuk tingkatkan kesadaran akan kesehatan mental untuk diri kita sendiri dan untuk orang di sekitar kita untuk hidup yang lebih baik dengan cara self-love serta peduli dan peka terhadap lingkungan sekitar.

Mencintai diri sendiri wajib dilakukan sebelum mencintai orang lain. Mantan aja masih disayang, masa diri sendiri terus dibenci? Sebelum kamu memberi kasih sayang kepada orang lain, alangkah baiknya jika kita berhenti membenci diri kita dulu.

Langkah pertama memulai self-love adalah belajar mencintai diri secara penuh dimulai dengan mengenali dan menerima diri sendiri apa adanya. Tanpa perlu membandingkan dengan orang lain. Kritik diri secara berlebihan dapat menghambat self-love. Ingatlah bahwa kamu nggak berbeda, kamu istimewa. Pemikiran seperti, "Aku benci diriku" biasanya muncul karena kecenderungan seseorang memandang dirinya berbeda dan negatif. Jika kamu menganggap dirimu buruk, tanpa sadar kamu mencari teman yang memperlakukanmu dengan buruk.

Selain itu, meningkatkan kesadaran kesehatan mental kita bisa dilakukan dengan peduli dan peka terhadap lingkungan sekitar. Salah satu hal penting dalam membangun hubungan yang bermakna dengan orang lain adalah dengan bersikap empati. Empati adalah kemampuan untuk merasakan apa yang orang lain rasakan.

Dalam dunia psikologi, konselor yang afektif adalah yang memiliki (a) pengetahuan akademik, (b) kualitas pribadi, dan (c) keterampilan konseling. Oleh karena itu, selain ilmu konselor juga harus mempunyai kepribadian yang baik salah satunya pemahaman tentang diri sendiri. Konselor yang terampil dalam memahami dirinya, maka dia akan terampil juga memahami orang lain. Sehingga seseorang yang mempunyai empati tinggi dapat mengerti perasaan orang lain, secara otomatis dia mampu memahami dirinya sendiri karena sebelum memahami orang lain kita harus memahami diri sendiri terlebih dahulu.

Untuk meningkatkan sikap empati, yang pertama kita harus membuka hati pada keadaan sekitar. Mencoba peduli pada sekitar dengan memahami keadaan yang dialami orang lain. Kita perlu untuk merasakan dan membayangkan pada kejadian yang dialami orang tersebut. Dengan begitu rasa kepekaan kita akan tumbuh. Orang yang mempunyai rasa empati bukan berarti larut dalam masalah yang dialami orang lain.

Cara lain untuk mengasah rasa empati adalah dengan sering membantu sesama dalam arti ringan tangan, suka memberi, bersedekah dengan tulus dan ikhlas dari dalam hati bukan karena ada tujuan tertentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun