Maukah lagi kau mengulang ragu?
Pertanyaan tersebut adalah penggalan dari lirik lagu 'Adu Rayu'. Lagu tersebut kolaborasi antara Yovie Widianto, Tulus dan Glen Fredly. Paduan pas yang menghasilkan karya yang bagus. Ini memang bukan lagu baru rilis, sudah dari tahun 2019 sebetulnya. Namun makna dari lagu ini menurut saya begitu dalam, sehingga saya ingin membahasnya.
Selain liriknya yang penuh makna, video klipnya juga sangat menggambarkan makna dari lirik lagu tersebut. Dalam video klip tersebut menggambarkan hubungan pasangan yang sedang retak. Muncul keegoisan antara satu sama lain.Â
Pada situasi dan kondisi yang pas bertemu dengan orang lain yang membuat nyaman dan membuat jatuh hati. Akhirnya muncul keraguan, memulai dengan yang baru atau mencoba memperbaiki hubungan dengan pasangan saat ini.Â
Bagusnya ending video ini memberikan jawaban bahwa ternyata pasangan kita yang sudah lama bersama kita adalah yang terbaik, sehingga pemeran wanita di video (diperankan oleh Velove) pada akhirnya memutuskan untuk kembali bersama pasangannya.
Namanya manusia, memang kita tak akan pernah bisa selalu selaras pemikiran, pasti akan ada perbedaan atau beda pemahaman isi kepala sehingga menampakkan keegoisan masing-masing. Keputusan akan kembali pada diri kita, bagaimana menyikapinya.
Jika dalam video tersebut menceritakan pasangan dalam pernikahan, pasti akan terasa lebih dalam lagi. Karena pernikahan ikatan yang sangat sakral. Bukan perjanjian antara manusia saja tapi perjanjian dengan Tuhan untuk saling menjaga makhluk ciptaanNya.
Lirik 'Adu Rayu' juga bisa menggambarkan untuk pasangan yang sudah menikah, yang menemukan kejenuhan dan sudah mulai berpaling kepada yang lain, karena sudah menemukan kenyamanan pada orang lain. Ya! itu bisa saja terjadi, namanya hubungan antara manusia, soal hati siapa yang tahu?
Namun dari lirik lagu ini sebetulnya mengingatkan bahwa yang namanya pasangan itu pasti akan ada rasa saling menginginkan, dan bagaimana menghilangkan rasa ragu yang muncul, karena bisa jadi keraguan itu muncul hanya untuk sementara, sebagai godaan dan ujian dalam pernikahan.Â
Jika memilih yang lain demi kenyamanan yang baru bisa jadi keraguan yang sama akan muncul di kemudian hari dengan orang baru yang kita pilih, jika hal itu terjadi lagi apa akan mencari lagi kenyamanan yang baru?
Siklus kehidupan bisa saja berulang. Namun jika kita berjuang untuk bertahan terutama dalam pernikahan, bisa jadi keindahan akan kita rasakan. Bagaikan melihat pelangi setelah badai hujan berlalu. Maka harus sabar dalam kebaikan.Â