Education Communication Preneur atau disingkat Educomm Preneur merupakan program pembelajaran khusus untuk mahasiswa/i program studi Ilmu Komunikasi semester 5 Universitas Serang Raya. Educomm ini dirancang sebagai bentuk pembelajaran berbasis pengalaman yang mengintegrasikan aspek edukasi, kewirausahaan, dan eksplorasi internasional. Educomm juga dapat menjadi sarana fasilitas interaksi dan kolaborasi antara mahasiswa, dosen, serta staf yang terlibat.
Tahun ini, prodi Ilmu Komunikasi UNSERA mengajak seluruh mahasiswa semester 5 untuk berpartisipasi dalam kegiatan Educomm Preneur 2025 yang akan berbeda dari Educomm Preneur sebelumnya. Singapura dan Malaysia menjadi tujuan utama Educomm Preneur 2025 ini, bertujuan untuk memberikan wawasan global kepada para mahasiswa terutama di bidang komunikasi dan kewirausahaan secara internasional.
Day 1 : From Changi Airport to Universal Studios Singapore
Perjalanan Educomm Preneur 2025 dimulai dari sampai nya kami di Changi International Airport Singapore atau bandara yang iconic dengan ATC (Airport Tower Control). Singapura dikenal dengan negara yang sangat maju dari segi infrasrtuktur maupun fasilitas publik yang modern. The Jewel Changi Waterfall yang sangat terkenal dengan taman hiburan bernuansa alam yang berada di dalam terminal 1 Changi Airport, menjadi destinasi pertama Educomm Preneur 2025.
Kami melakukan city tour di Singapura mengunjungi tempat ikonik, seperti Patung Merlion, beribadah di Masjid Malabar yang unik dan indah berwarna biru serta kubahnya yang berwarna emas, mencicipi makanan lokal di Singapura, dan mengakhiri perjalanan di Universal Studios Singapore. Sang tour guide juga menjelaskan bahwa di Singapura terdapat beberapa kelompok kampung, seperti Kampung China, Kampung India, serta Kampung Melayu. Sehingga masyarakat disana lebih senang berkelompok dengan etnis sesama.
Makanan lokal yang kami cicipi adalah nasi lemak dan ayam di daerah Bendemeer dekat dengan Kampung kecil India yang ada di Singapura. Rasa makanan disini berbeda dengan makanan Indonesia yang penuh dengan rempah-rempah, sehingga terasa lebih hambar. Kemudian karena infrastuktur kota yang tertata rapih dan modern, setiap sudut kota di Singapura menjadi tempat yang aesthetic untuk foto.
Hal unik yang baru kami temui, Singapura lebih cepat 1 jam dari Indonesia, namun ketika pukul 7 malam masih terlihat sangat terang. Beda halnya di Indonesia ketika pukul 6 sore sudah berubah menjadi gelap. Singapura juga dikenal dengan negara yang banyak peraturan dan denda, tetapi jika orang Indonesia pergi ke Singapura, mereka akan mengikuti aturan setempat. Meskipun sama halnya di Indonesia pun punya banyak aturan yang harus ditaati, tetapi masih banyak masyarakat di Indonesia yang lalai.
Lalu kami mengakhiri perjalanan di Singapura untuk menuju border Singapura dan Malaysia. Setelah melewati imigrasi Singapura, tibalah kami untuk melewati Jembatan Malaysia-Singapura yang menjadi penghubung kedua negara tersebut. Dari jembatan ini juga kami bisa melihat tipis pulau kecil Kepulauan Riau, Indonesia. Hal ini menjadi pengetahuan yang menarik, dengan melewati jembatan ini, kami bisa melihat 3 negara sekaligus.
Tibanya di Johor Bahru, Malaysia, kami melakukan makan malam dan istirahat sejenak untuk mempersiapkan kembali perjalanan ke hotel kami di Kuala Lumpur dan akan ditempuh sekitar 5-6 jam perjalanan darat.
Day 2 : Eksplorasi dan pertukaran budaya di Malaysia
Kami memulai hari ke 2 di Malaysia dengan mengunjungi Fakulti Komunikasi & Media Pengajian di Universiti Teknologi Mara (UiTM), Shah Alam. Kami disambut dengan beberapa akademika FKMP UiTM mengenakan baju kurung khas Malaysia. Kunjungan ini bertujuan untuk menjalin hubungan kedua universitas yang juga melakukan penandatangan MoU (Memorandum of Understanding) yang diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi lebih lanjut di bidang pendidikan dan penelitian. Kami para mahasiswa juga melakukan studi banding dengan prodi Komunikasi UiTM dengan berkunjung ke lab journalism, lab radio, dan lab animasi. Dalam kegiatan ini kami berkesempatan untuk bertanya-tanya dan bertukar pikiran dengan mahasiswa Komunikasi UiTM. Kami belajar banyak hal disini seperti fasilitas publikasi jurnalistik, penyiaran dan animasi di UiTM lebih siap dan lebih modern. Saat momen salah satu dosen di lab journalism bertanya usia mahasiswa UNSERA, mereka kaget dengan usia kami yang terbilang masih muda. Karena faktanya di Malaysia siswa SMA yang baru lulus biasanya akan mengejar pendidikan diploma di college dahulu baru menempuh pendidikan sarjana di universitas. Hal unik yang baru penulis ketahui, ketika kami berkunjung sebagai mahasiswa semester 5, mahasiswa UiTM masih menempuh di semester 4.