Mohon tunggu...
Anis Setiati Sukono Putri
Anis Setiati Sukono Putri Mohon Tunggu... Tentara - TNI

Nama : Anis Setiati Sukono Putri NIM : 46123110031 Fakultas : Psikologi Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 Dosen :Prof. Dr. Apollo, AK.,M.Si Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

K11_Martin Seligmen Model PERMA untuk Mengelola Proposal Bisnis Korean Potato Cheese Bread

8 Juni 2024   23:21 Diperbarui: 8 Juni 2024   23:26 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan
Dalam dunia kewirausahaan, kebahagiaan dan keberhasilan sering kali dianggap sebagai dua entitas yang terpisah. Namun, menurut Martin Seligman, kebahagiaan sebenarnya bisa menjadi kunci untuk mencapai keberhasilan yang berkelanjutan. Model PERMA yang diperkenalkan oleh Seligman memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk mencapai kebahagiaan dan, pada gilirannya, keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk bisnis (Csikszentmihalyi, 2007). Mari kita bahas bagaimana model ini dapat diterapkan pada proposal bisnis "Korean Potato Cheese Bread."
 
P: Positive Emotion (Emosi Positif)
Emosi positif adalah fondasi dari model PERMA (Kun, 2017). Dalam konteks bisnis "Korean Potato Cheese Bread," menciptakan dan mempertahankan emosi positif bisa menjadi langkah awal untuk menarik konsumen dan menjaga motivasi tim.
 
Implementasi:
1. Pengalaman Pelanggan : Pastikan setiap interaksi dengan pelanggan, baik secara langsung di toko maupun secara online, menciptakan pengalaman positif. Penggunaan visual yang menarik, layanan pelanggan yang ramah, dan testimoni pelanggan yang memuaskan dapat meningkatkan emosi positif. Bayangkan saat pelanggan menggigit roti dengan kentang lembut dan keju meleleh, mereka merasakan ledakan rasa yang langsung memicu senyum di wajah mereka.
2. Lingkungan Kerja : Ciptakan budaya kerja yang positif di antara anggota tim. Kegiatan team-building, penghargaan untuk kinerja yang baik, dan suasana kerja yang menyenangkan akan meningkatkan kebahagiaan dan produktivitas karyawan. Suasana kerja yang menyenangkan ini bisa diibaratkan seperti adonan roti yang dibiarkan mengembang dengan sempurna, menghasilkan produk akhir yang memuaskan.
 
E: Engagement (Keterlibatan)
Keterlibatan berarti sepenuhnya terlibat dan tenggelam dalam kegiatan yang dilakukan. Dalam bisnis ini, keterlibatan dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan serta kepuasan pelanggan (Umcu, 2021).
 
Implementasi:
1. Pelatihan Karyawan : Sediakan pelatihan berkelanjutan untuk karyawan agar mereka dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Ini tidak hanya meningkatkan kualitas produk tetapi juga membuat karyawan merasa dihargai dan termotivasi. Bayangkan seorang pembuat roti yang bersemangat mempelajari teknik baru, menghasilkan produk yang semakin berkualitas setiap harinya.
2. Inovasi Produk : Dorong tim untuk berinovasi dan menciptakan variasi baru dari "Korean Potato Cheese Bread." Keterlibatan dalam proses kreatif dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan kebanggaan terhadap produk. Dengan berkreasi, tim bisa menemukan kombinasi bahan yang tak terduga namun memikat, seperti memasukkan rempah-rempah lokal yang unik.
 
R: Relationships (Hubungan)
Hubungan yang kuat dan positif dengan pelanggan, mitra bisnis, dan tim internal sangat penting untuk kesuksesan bisnis (Butler, 2016).
 
Implementasi:
1. Kolaborasi : Jalin kemitraan dengan influencer kuliner dan media sosial untuk memperluas jangkauan pasar. Hubungan ini dapat membawa manfaat timbal balik dan meningkatkan eksposur produk. Bayangkan seorang influencer kuliner yang terkenal memposting foto produk dengan caption yang menggoda, menarik perhatian ribuan pengikutnya.
2. Keterlibatan Pelanggan : Buat komunitas pelanggan setia melalui program loyalitas, diskon eksklusif, dan interaksi aktif di media sosial. Hubungan yang baik dengan pelanggan dapat meningkatkan retensi dan loyalitas. Pikirkan tentang pelanggan yang setia, yang merasa seperti bagian dari keluarga besar "Korean Potato Cheese Bread," selalu menantikan inovasi terbaru.
 
M: Meaning (Makna)
Menemukan makna dalam apa yang dilakukan dapat meningkatkan motivasi dan komitmen, baik bagi pemilik bisnis maupun karyawan (Umcu, 2021).
 
Implementasi:
1. Visi dan Misi : Komunikasikan visi dan misi bisnis dengan jelas kepada tim dan pelanggan. Menjadi brand terkemuka dalam "Korean Potato Cheese Bread" dan berkontribusi positif kepada komunitas lokal memberikan tujuan yang lebih besar. Seperti roti yang menjadi pelengkap sempurna di setiap meja makan, bisnis ini juga ingin menjadi bagian penting dari kehidupan komunitasnya.
2. Kegiatan Amal : Berpartisipasi dalam kegiatan amal dan sosial dapat memberikan makna tambahan bagi bisnis dan meningkatkan citra merek di mata publik. Misalnya, menyumbangkan sebagian keuntungan untuk program makanan bagi anak-anak kurang mampu bisa menjadi langkah nyata dalam memberikan dampak positif.
 
A: Accomplishment (Pencapaian)
Pencapaian dan keberhasilan memberikan rasa bangga dan kepuasan. Menetapkan dan mencapai tujuan adalah elemen kunci dalam mempertahankan momentum bisnis (Umcu, 2021).
 
Implementasi:
1. Target Penjualan : Tetapkan target penjualan bulanan dan tahunan yang jelas. Menggunakan analisis BEP (Break-Even Point) dapat membantu dalam menetapkan tujuan yang realistis dan mengukur pencapaian. Bayangkan kebanggaan tim ketika target penjualan tercapai, seperti perasaan puas saat roti yang dipanggang dengan sempurna keluar dari oven.
2. Penghargaan Kinerja : Berikan penghargaan dan pengakuan untuk pencapaian karyawan. Penghargaan ini bisa berupa bonus, sertifikat, atau penghargaan lainnya yang memberikan motivasi tambahan. Ini seperti memberikan topping keju ekstra pada roti yang sudah lezat, menambah sentuhan akhir yang membuat segalanya lebih memuaskan.
 
Gambar 1: Diagram Model PERMA untuk Korean Potato Cheese Bread

Gambar 2: Keterkaitan Antar Elemen PERMA

Kesimpulan
Dengan menerapkan model PERMA, "Korean Potato Cheese Bread" dapat menciptakan lingkungan bisnis yang tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga pada kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh pemangku kepentingan. Emosi positif, keterlibatan, hubungan yang kuat, makna dalam pekerjaan, dan pencapaian yang terukur akan membentuk fondasi yang kokoh untuk keberhasilan jangka panjang. Ini bukan hanya tentang menjual roti, tetapi juga tentang menciptakan pengalaman yang berarti dan memuaskan bagi semua yang terlibat.
Ketika setiap gigitan dari "Korean Potato Cheese Bread" memberikan kebahagiaan kepada pelanggan, setiap inovasi produk baru memberikan kegembiraan kepada tim, dan setiap interaksi dengan komunitas memberikan makna yang lebih dalam, maka bisnis ini benar-benar telah mencapai tujuan akhir dari model PERMA. Dengan demikian, "Korean Potato Cheese Bread" tidak hanya menjadi produk yang dicintai, tetapi juga menjadi simbol dari bisnis yang bahagia dan sukses, yang berdampak positif pada semua yang berhubungan dengannya.
 
DAFTAR PUSTAKA
Csikszentmihalyi, M. (2007). Good Business: Bisnis Sebagai Jalan Kebahagiaan. Mizan Pustaka.
Kun, ., Balogh, P., & Krasz, K. G. (2017). Development of the work-related well-being questionnaire based on Seligman's PERMA model. Periodica Polytechnica Social and Management Sciences, 25(1), 56-63.
Umucu, E., Lee, B., Iwanaga, K., Kosyluk, K., Blake, J., Bezyak, J., & Chan, F. (2021). Relationships between positive human traits and PERMA (positive emotion, engagement, relationships, meaning, and accomplishments) in student veterans with and without disabilities: A canonical correlation analysis. Rehabilitation Research, Policy, and Education, 35(3), 238-247.
Butler, J., & Kern, M. L. (2016). The PERMA-Profiler: A brief multidimensional measure of flourishing. International journal of wellbeing, 6(3).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun