Mohon tunggu...
Anissa Rachman
Anissa Rachman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Animal science'19 UNTIDAR

.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Inovasi Olahan Kripik Usus "Kripsus Ngeunah" Kekinian Cita Rasa Nusantara

10 November 2021   15:46 Diperbarui: 15 November 2021   18:48 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri keripik merupakan salah satu industri kuliner di Indonesia yang cukup diminati para pelaku usaha dikarenakan memiliki banyak peminat. Keripik merupakan makanan ringan yang berupa irisan tipis yang populer di kalangan masyarakat terutama anak muda karena sifatnya yang renyah, gurih, dan tersedia dalam berbagai rasa seperti asin, pedas, dan manis. 

Untuk dapat bersaing, para pelaku usaha ini juga harus memberikan keunggulan-keunggulan produk agar dapat bertahan dan mengikuti arus perkembangan yang cukup pesat ini. Kehadiran keripik usus ayam dapat menjadi salah satu cara dalam pemanfaatan usus ayam yang sering dianggap limbah atau makanan kotor oleh sebagian orang. Namun dengan olahan kripik usus yang benar dan berkualitas dapat meningkatkan nilai jual dari usus ayam dan diyakini dapat bersaing dengan produk olahan lainnya. Selain itu, usus ayam juga memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi.

Disini kami kelompok mata kuliah Praktek Kewirausahaan, Prodi S1 Peternakan, Universitas Tidar yang beranggotakan Anissa Rachman (1910701076), Zaki Farros Rusydi (1910701079), Zuvita Rahma Sari (1910701081), dan Aufa Halim (1910701082) memutuskan untuk membuat suatu produk kripik usus yang kami beri nama “Kripsus Ngeunah”.

Apa sih Kripsus Ngeunah?

“Kripsus Ngeunah” yang dalam bahasa sunda “ngeunah” memiliki arti enak atau lezat. Kami membuat produk ini dengan menggunakan bahan-bahan berkualitas dan terjamin ke higienisannya. Untuk didapat kripik usus renyah dan tahan lama, usus yang telah dicuci bersih digoreng hingga 2 kali dan kemudian setelah itu baru kami beri bumbu. Varian rasa yang kami buat terdapat 2 pilihan, pedas dan tidak pedas. Untuk varian pedas yaitu bojot khas garut, dan pedas daun jeruk. Sedangkan untuk varian tidak pedas yaitu original dan ayam bawang. Bumbu tersebut kami olah sendiri secara alami dengan minyak sawit sebagai bahan pengawetnya. 

Untuk penjualan kami melakukan pemasaran secara online melalui media sosial instagram @kripsus_ngeunah dan offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Kripsus Ngeunah dijual seharga @Rp. 10.000,- per pcs dengan berat 75 gram. 

Dalam 2 bulan ini, kami telah menjual total 113 pcs Kripsus Ngeunah dengan 27 pcs pada pre-order 1, 30 pcs pada pre-order ke-2 dan 56 pcs pada pre-order ke-3. Penjualan “Kripsus Ngeunah” ini memiliki banyak tanggapan positif dari konsumen salah satunya  dari Bapak Pradipta Bayuaji Pramono, S.Pt., M.Sc. dosen S1 Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Tidar, 

"Jangan beli kalau takut ketagihan" ucapnya lewat story instagram @soosoo.milykmu. 

testimoni
testimoni

Permintaan yang semakin naik terkadang membuat kami agak keberatan untuk memproduksinya dikarenakan waktu kuliah dan praktikum yang semakin padat. Target luaran kedepannya kami harap bisnis Kripsus Ngeunah bisa menjadi besar, membuka open reseller sehingga bisa membuka lapangan kerja, memiliki franchise dan cabang di luar kota, serta mampu menjadi snack lokal atau oleh-oleh yang bisa diketahui banyak orang di nusantara bahkan internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun