UNESCO menyatakan bahwa literasi membaca merupakan literasi fungsional yang berkaitan dengan kemampuan menemukan, mengevaluasi, menciptakan, dan mengomunikasikan informasi untuk memecahkan berbagai persoalan. Literasi membaca juga merupakan literasi dasar dan paling awal yang harus dimiliki oleh setiap orang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa literasi membaca menduduki peran penting di tengah-tengah masyarakat.
Seperti kata pepatah, "buku adalah jendela dunia" maka keterampilan membaca harus dimiliki dan ditingkatkan untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, serta meningkatkan kecerdasan intelektual dan emosional. Namun kenyataannya, tingkat membaca masyarakat masih rendah. Masih banyak masyarakat yang tak acuh dengan membaca, memandang bahwa membaca bukan suatu keterampilan yang harus diasah dan ditingkatkan. Oleh karena itu, Kelompok 15 KKN UNS memiliki gagasan untuk mendirikan taman baca di Kelurahan Banyuanyar. Gagasan mendirikan taman baca muncul sebagai upaya peningkatan minat literasi membaca masyarakat Kelurahan Banyuanyar.
Taman baca mulai digarap pada minggu kedua pelaksanaan KKN di Kelurahan Banyuanyar. Adapun tempat yang digunakan ialah pos kamling yang berada di RT 4 RW 7 Kelurahan Banyuanyar. Sasaran utama pengadaan taman baca ialah anak-anak Kelurahan Banyuanyar karena anak-anak dinilai lebih mudah tertarik dengan hal baru serta dapat menjadi bekal ilmu dan pengetahuan bagi anak-anak di masa depan. Langkah awal pengadaan taman baca yaitu merenovasi pos kamling, yakni mengecat ulang pos dan menghias tembok dengan gambar yang menarik perhatian anak-anak. Selain itu, Kelompok 15 KKN UNS juga membuka donasi buku untuk disalurkan ke taman baca.
"Open donasi buku itu kegiatan yang positif ya, di mana kami membuka kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengadaan taman baca. Selain open donasi buku-buku bekas maupun baru, kami juga menerima donasi dalam bentuk uang yang nantinya akan dibelikan buku," ujar Fajri, ketua KKN Kelompok 15 UNS.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat taman baca. Dalam waktu satu minggu, taman baca sudah selesai didirikan dan mampu menarik perhatian anak-anak setempat. Setiap sore, anak-anak berkumpul di taman baca untuk membaca buku atau sekadar bermain. Adanya buku-buku baru dengan suasana membaca yang berbeda mampu menarik minat anak-anak untuk membaca. Tidak hanya menjadi tempat membaca buku, taman baca juga menjadi tempat belajar bagi anak-anak. Kelompok 15 KKN UNS juga mengadakan pendampingan belajar di taman baca. Pendampingan belajar dilakukan untuk membantu anak-anak mengerjakan PR atau belajar materi sekolah.
Untuk lebih menghidupkan taman baca, Kelompok 15 KKN UNS mengadakan sosialisasi "Stop Bullying!" yang juga bertempat di taman baca. Sosialisasi ditujukan untuk anak-anak Kelurahan Banyuanyar dengan harapan agar anak-anak memahami bahaya perundungan dan dampaknya bagi diri sendiri maupun orang lain. Sosialisasi dilaksanakan pada minggu keenam pelaksanaan KKN. Dari bermacam kegiatan yang dilakukan di taman baca, taman baca seolah menjadi tempat yang tepat untuk belajar ilmu baru maupun melakukan hal-hal positif lainnya.
"Pengadaaan taman baca itu sangat penting karena dengan adanya taman baca bisa menambah literasi bagi masyarakat," tutur Fajri.
Pengadaan taman baca mendapat dukungan penuh dari Ketua RT setempat dan warga. Bahkan selama pengerjaannya, Ketua RT setempat turut mengoordinasi dan mengajak anak-anak untuk mengunjungi taman baca. Taman baca tidak pernah sepi dari pengunjung, khususnya anak-anak. Harapannya, taman baca mampu menjadi tempat untuk meningkatkan minat membaca buku sehingga dapat menunjang keterampilan literasi masyarakat Kelurahan Banyuanyar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H