Mohon tunggu...
Anissa Nurul Rokhimah
Anissa Nurul Rokhimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Dian Nusantara Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial | Akuntansi 121211038 Akuntansi Forensik Prof. Dr, Apollo, M. Si. Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teknik Meningkatkan Memori untuk Wawancara Investigatif: Wawancara Kognitif

3 Juli 2024   13:55 Diperbarui: 3 Juli 2024   14:07 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
When - Anissa Nurul Rokhimah

Pendahuluan

Metode wawancara kognitif yang dikembangkan oleh Fisher dan Geiselman pada tahun 1992 adalah teknik wawancara yang dirancang untuk meningkatkan memori dan akurasi informasi yang diberikan oleh saksi dalam penyelidikan kriminal. 

Wawancara kognitif ini bertujuan untuk mengoptimalkan ingatan saksi dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologis yang terbukti secara ilmiah. Teknik ini tidak hanya membantu saksi mengingat lebih banyak detail tentang peristiwa yang mereka saksikan tetapi juga mengurangi risiko munculnya informasi palsu atau distorsi memori.

Latar Belakang PengembanganPada tahun 1980-an, Fisher dan Geiselman mulai meneliti cara-cara untuk meningkatkan efektivitas wawancara saksi.

Mereka menyadari bahwa metode wawancara tradisional sering kali tidak cukup dalam menggali memori saksi dan kadang-kadang dapat menghasilkan informasi yang tidak akurat. Oleh karena itu, mereka mengembangkan wawancara kognitif dengan dasar-dasar ilmu psikologi memori, yang mencakup cara-cara saksi mengingat peristiwa dan bagaimana memori dapat dioptimalkan.

Prinsip-Prinsip Psikologis dalam Wawancara KognitifWawancara kognitif mengandalkan beberapa prinsip utama dalam psikologi memori:

  1. Encoding Specificity Principle: Prinsip ini menyatakan bahwa ingatan paling efektif ketika konteks di mana informasi awalnya dikodekan kembali dihadirkan saat mengingat. Ini berarti bahwa saksi lebih mungkin mengingat detail ketika mereka berada dalam keadaan atau lingkungan yang mirip dengan saat peristiwa terjadi.
  2. Multiple Retrieval Paths: Menggunakan berbagai metode untuk mengingat kembali peristiwa dapat meningkatkan jumlah dan kualitas informasi yang diingat. Dengan meminta saksi untuk mengubah perspektif atau mengingat peristiwa dalam urutan yang berbeda, wawancara kognitif memanfaatkan jalur pengambilan memori yang berbeda.
  3. Mental Reinstatement: Meminta saksi untuk membayangkan kembali konteks fisik dan emosional dari peristiwa dapat membantu merangsang ingatan yang lebih rinci dan akurat.

Tujuan Utama Wawancara KognitifTujuan utama dari wawancara kognitif adalah untuk:

  • Meningkatkan Jumlah Detail yang Diingat: Teknik-teknik dalam wawancara kognitif dirancang untuk merangsang memori saksi sehingga mereka dapat mengingat lebih banyak detail tentang peristiwa yang terjadi.
  • Meningkatkan Akurasi Informasi: Dengan mengurangi tekanan dan menghindari pertanyaan sugestif, wawancara kognitif membantu mengurangi risiko distorsi memori dan informasi palsu.
  • Menciptakan Lingkungan yang Mendukung: Wawancara kognitif berfokus pada menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi saksi, yang memungkinkan mereka merasa lebih santai dan terbuka dalam berbagi informasi.

Pendekatan 5W dan 1H dalam Wawancara KognitifUntuk memahami dan menerapkan metode ini dengan efektif, pendekatan 5W dan 1H (What, Who, Where, When, Why, dan How) sangat berguna. Pendekatan ini membantu dalam merancang dan melaksanakan wawancara yang terstruktur dan komprehensif. Berikut adalah rincian mengenai setiap elemen dari pendekatan ini dalam konteks wawancara kognitif:

  1. What (Apa): Menjelaskan apa itu wawancara kognitif dan teknik-teknik utama yang digunakan.
  2. Who (Siapa): Menjelaskan siapa yang terlibat dalam wawancara, termasuk peran pewawancara dan saksi.
  3. Where (Di mana): Menjelaskan lokasi ideal untuk melakukan wawancara kognitif.
  4. When (Kapan): Menjelaskan waktu yang tepat untuk melakukan wawancara dan durasinya.
  5. Why (Mengapa): Menjelaskan alasan dan manfaat menggunakan wawancara kognitif.
  6. How (Bagaimana): Menjelaskan langkah-langkah operasional dalam melakukan wawancara kognitif.

Wawancara Kognitif

Wawancara kognitif adalah metode yang digunakan oleh penegak hukum untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan terperinci dari saksi. Metode ini melibatkan beberapa teknik yang didasarkan pada penelitian psikologi memori, seperti mengubah perspektif, mengubah urutan peristiwa, mengelaborasi konteks, dan memfokuskan pada detail sensoris. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun