Mohon tunggu...
Anissa Dhea Larasati
Anissa Dhea Larasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Mahasiswa Prodi S1 Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tidak Disangka Tupai yang Menggemaskan Dapat Menjadi Ancaman!

8 Juni 2022   19:04 Diperbarui: 8 Juni 2022   19:54 6324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tupai adalah istilah yang paling sering digunakan untuk merujuk pada sejenis hewan pengerat pemanjat pohon berekor bulu yang biasa dikenal sebagai "tupai pohon". Namun, tupai pohon hanyalah sebagian dari keluarga tupai sejati, yang juga mencakup tupai, tikus tanah, dan anjing padang rumput. Tupai merupakan hewan yang sangat tidak asing lagi untuk didengar namanya. Sangat akrab bagi hampir semua orang dan lebih dari 200 spesies tupai telah hidup di seluruh dunia. Tupai pohon memang cukup mendominasi serta banyak sekali telah dijumpai di hampir setiap lingkungan tempat tinggal terutama di pepohonan rimbun.

Sesuai namanya, tupai pohon adalah hewan arboreal. Tupai sering sekali membuat dan menempatkan sarang mereka di dedaunan pohon atau di dalam rongga pohon. Semua tupai pohon sangat bergantung pada ketersediaan tiang dari buah kering dari tanaman kayu dan pohon. Pasokan makanam mereka adalah biji ek dan kacang-kacangan lainnya untuk kelangsungan hidup mereka di sarang pohon. Jadi, habitat tupai pohon harus bersal dari pepohonan penghasil kacang yang sekiranya sangat cocok untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup si tupai pohon.

Sebagian besar orang merepresentasikan ketika mendengar kata "tupai" adalah salah satu sebagian dari hewan yang hanya makan kacang, padahal itu tidak benar. Tupai adalah omnivora, yang memiliki arti bahwa mereka adalah hewan pemakan segala, yaitu tumbuhan dan daging. Tupai terutama memakan jamur, biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan, tetapi mereka juga akan mengunyah telur, serangga kecil, ulat, hewan kecil, dan bahkan ular muda. Kebanyakan sumber makanan yang didapatkan melalui adaptasi lingkungan tempat hidup mereka. Sehingga, dari sini kita telah mengethaui bahwa tupai tidak hanya makan kacang atau biji ek.

Tupai dikenal sebagai hewan kecil menggemaskan, namun siapa sangka mereka bisa membawa ancaman penyakit bagi kita? Tupai merupakan salah satu hewan pengerat, akan tetapi habitat hidup mereka tidak sepenuhnya pada lingkungan kotor dan jorok seperti hal nya tikus dan rakun. Hal ini seakan bertolak belakang kaitannya dari fakta bahwa mereka juga banyak menularkan zoonosis. Tupai biasanya tidak berbahaya, jarang menggigit ataupun menyerang kecuali jika mereka telah merasa terpojok atau merasa amat sangat terancam. Namun, mereka mampu membawa dan menularkan beberapa penyakit serta virus, yang terkadang membuat kehadiran mereka berbahaya. Beberapa penyakit yang dapat dibawa oleh hewan tupai antara lain, salmonellosis, leptospirosis, tularemia, rabies dan lain sebagainya. Salah satu yang menjadi perhatian adalah tularemia. Tularemia merupakan salah satu penyakit menular yang sangat langka dan dapat menyerang hewan serta manusia. Tularemia dapat ditularkan dari penanganan hewan yang sakit atau mati, dalam hal ini kita oerlu waspada jika mendapati bangkai tupai ataupun hewan-hewan kecil lainnya. Gejala yang terjadi yaitu, luka yang meradang dan membusuk, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit kepala yang berlebihan.

Tularemia sangat menular dan berpotensi fatal, tetapi biasanya dapat diobati secara efektif dengan antibiotik spesifik jika didiagnosis lebih awal. Tularemia sendiri penularannya sangat mudah terjadi saat hewan tang terinfeksi, seperti tupai yang juga terkadang habitat hidupnya berdampingan dengan manusia. Hal lain yang dapat menularkan penyakit tularemia yaitu, ketika lingkungan sekitar telah terkontaminasi oleh bakteri dibawa melalui udara. Jika penyakit tularemia sudah menyerang tubuh manusia, biasanya masa inkubasi untuk tularemia adalah 3 sampai 5 hari, tetapi dapat berkisar dari 1 sampai 14 hari lamanya. Meskipun penyakit ini terdengar langka, tetapi tidak bisa kita remehkan begitu saja. Terutama kaitannya dengan hewan tupai yang sering kita temui di lingkungan tempat tinggal kita. Kewaspadaan akan hal-hal tersebut perlu ditingkatkan dengan sebaik mungkin.

Tupai hiduo di tempat yang tergolong bebas dan berubah-ubah, sehingga presentase sebagai pembawa penyakit , bakteri dan virus juga lumayan besar. Hal ini dapat ditularkan dengan mudah kepada manusia dan juga bisa sebaliknya. Terutama ketika lingkungan yang tidak tersanitasi hidup berdampingan dengan lingkungan ternak, yang mana hal ini akan sangat merugikan bagi keberlangsungan hidup hewan ternak. Dalam penanganannya diperlukan kewaspadaan dan kehati-hatian jika berhadapan dengan berbagai hewan yang bisa menjadi carrier (pembawa) penyakit menular.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun