Mohon tunggu...
Anis Nafilah Bilqis
Anis Nafilah Bilqis Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh FOMO di Media Sosial pada Remaja

19 Juni 2024   23:33 Diperbarui: 19 Juni 2024   23:41 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial merupakan platform digital yang berperan besar dalam memicu perasaan penggunanya. Media sosial dapat membuat para remaja merasa takut ketinggalan dengan tren terkini. Perasaan takut inilah yang disebut Fear of Missing Out atau FOMO.

Fear of Missing Out (FOMO) adalah fenomena psikologis yang semakin sering ditemui pada remaja dan anak muda akibat penggunaan media sosial. FOMO merujuk pada rasa cemas dan takut ketinggalan. FOMO seringkali dipicu oleh konten yang beredar di media sosial, dimana pengguna melihat teman, keluarga, atau orang asing yang terlihat menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih seru.

Secara umum, FOMO menyebabkan rasa iri atau ketidakpuasan terhadap kehidupan sendiri karena melihat kehidupan orang lain yang lebih menarik. Rasa ketidakpuasan dengan kehidupan sendiri ini yang dapat menimbulkan kecemasan dan perasaan rendah diri.

FOMO paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda, yaitu sekitar usia 18-30 tahun. Pada remaja terjadi karena mereka dalam fase perkembangan sehingga rentan terhadap perbandingan sosial dan FOMO. Sedangkan pada dewasa muda, mereka dalam tahap transisi kehidupan yang seringkali membandingkan diri mereka dengan teman sebaya sehingga menimbulkan FOMO.

Jika terus-menerus mengkhawatirkan apa yang dilakukan orang lain dan membandingkan kehidupan sendiri dengan orang lain hanya menyebabkan remaja semakin kehilangan kehidupan mereka sendiri. Mereka hanya akan fokus pada kehidupan luar yang menimbulkan rasa rendah diri sehingga lupa untuk menjalani kehidupannya sendiri. 

National Institute of Mental Health (NIMH) mengungkap bahwa remaja memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kejiwaan seperti depresi dan kecemasan. Mereka mencatat bahwa transisi menuju kemandirian, tekanan sosial dari teman sebaya, dan pengaruh media sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja secara signifikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun