Baik, kali ini saya akan memaparkan tentang relevansi karakteristik kepesantrenan. Ada beberapa poin yang akan dibahas dalam artikel ini
1. Pola Umum Pesantren
Materi yang diajarkan dalam pesantren sangat banyak dan berbagai macam jenis ilmunya, sesuai dengan bidangnya seperti: ilmu tauhid, ilmu fiqh, ilmu ushul fiqh, ilmu tafsir, ilmu akhlah, ilmu tasawuf, bahasa arab, dan sebagainya. Diharapkan dengan ilmu-ilmu yang dipelajarinya dapat berguna ketika santri keluar dari pondok pesantren untuk diterapkan atau diamalkan di lingkungan masyarakat. Setiap pesantren memiliki perbedaan atau ciri khas tersendiri dari pesantren yang lainnya, akan tetapi secara umum pesantren memiliki pola umum yang sama antara pesantren satu dengan yang lainnya, seperti:
a. Pondok (asrama yang ditempati santri untuk menginap),
b. Masjid (tempat beribadah, tempat belajar para santri),
c. Santri (peserta didik yang belajar di pesantren),
d. Kiyai (pendidik yang mengelola pesantren),
e. Pengajaran kitab kuning atau klasik.
2. Kultur pesantren
Kultur pesantren yaitu suatu budaya yang ada di pondok pesantren yang digunakan untuk mengubah pola pikir, mental maupun karakter santri yang tentunya diawasi oleh ustadz atau ustadzah yang ada di lingkungan pondok pesantren. Dengan adanya budaya pesantren ini, diharapkan supaya santri-santri yang ada di pondok dapat memiliki akhlak yang mulia. Sehingga ketika keluar dari pondok memiliki bekal untuk diterapakan di lingkungan masyarakat.
Kultur pesantren memiliki unsur-unsur yang ada di dalamnya, seperti: sistem pengajaran yang masih menggunakan sistem sorogan, bandongan, hafalan maupun musyawarah; pembelajaran atayu pembekalan ilmu pengetahuan umum namun masih dalam konetks agama Islam; dan para santri juga dibekali keterampilan atau kesenian sebagai sarana bakat dan minat.
3. Metode Pembelajaran di Pesantren
Ada dua metode yang terdapat di pesantren, yang pertama yaitu metode pembelajaran tradisional atau metode asli. Maksud dari metode tradisional atau asli adalah metode yang digunakan masih murni dari kitab-kitab klasik atau kitab kuning. ada beberapa macam metode yang terdapat dalam pembelajaran tradisonal, antara lain: metode sorogan, metode badongan, metode hafalan atau muhafadzah, metode musyawarah, metode pekajian atau pasaran, metode demonstrasi, metode riyadhoh dan sebagainya. Yang kedua yaitu metode pembelajaran modern atau tajdid, metode ini merupakan hasil dari pembaharuan metode pembelajaran tradisional di kalangan pesantren dan juga penerapan dalam metode ini menggunakan sistem baru yaitu adanya sekolah atau madrasah, dimana dalam skolah ini terdapat ilmu pengetahuan umum akan tetapi tetap mempelajari ilmu agama Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H