Mohon tunggu...
Anisqha Maia Putri
Anisqha Maia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Program Studi Jurnalistik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

i'd love to write

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanggung Jawab dalam Islam

20 November 2023   00:57 Diperbarui: 20 November 2023   01:11 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu yang diperbuatnya. Tanggung jawab berawal dari tanggung jawab pada diri sendiri, yang kemudian berlanjut kepada tanggung jawab pada Allah, keluarga, masyarakat, alam dan lingkungan hidup, serta bangsa dan negara.

Tanggung jawab dibagi menjadi dua hal, yaitu tanggung jawab secara esensial dan fungsional. Tanggung jawab esensial bersifat melekat pada setiap pribadi atau individu, universal, dan berkaitan dengan manusia dan sifat manusia (kemanusiaan). Secara fungsional, tanggung jawab bersifat sementara atau dalam batas waktu dan bersifat formal. Tanggung jawab esensial dan fungsional saling berkaitan dalam implementasinya. Jika seseorang sudah memiliki tanggung jawab secara esensial, maka dia akan menjalani kewajibannya secara fungsional dengan baik.

Esensial (individu) secara keyakinan terbagi menjadi dua, yaitu individu dalam beragama dan dalam atheisme (sekular). Keyakinan dalam beragama berkaitan dengan Tuhan, sedangkan dalam atheisme ini dilakukan secara pribadi (diri sendiri) dan publik (negara). Jadi, tanggung jawab individu dalam beragama dan atheisme saling berkaitan dalam menjalankan tanggung jawabnya kepada Allah dan dirinya sendiri.

Kita sering dihadapi dengan situasi atau keadaan di mana seseorang tidak bertanggung jawab atas kewajibannya. Tindakan tersebut pasti akan merugikan dan memengaruhi tindakan kita nantinya. Dalam mengatasi hal tersebut, kita bisa melakukan proses dengan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama, memahami kecenderungan kepribadian seseorang (mapping atau pemetaan). Tahap kedua, memilih cara untuk menegur atau menasehati orang yang bersangkutan. Tahap ketiga, kita bisa membuat keputusan yang tegas terhadap yang bersangkutan.

Penulis: Anisqha Maia Putri, Asep Usman Ismail

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun