Seminar Nasional dan Talkshow Inspiratif yang bertemakan Perempuan Kontemporer: Perjuangan Mengisi Kesempatan yang diadakan oleh organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa dari Universitas Airlangga memberikan pengetahuan bahwa perempuan sangatlah memiliki kesempatan yang besar dalam menguasai berbagai bidang apapun. Dengan mengundang pembicara dari Aceh yang bernama Ibu Niken Kiswandari dengan materi kesetaraan gender yang memandang bahwa perempuan tidak ada apa-apanya daripadi laki-laki.Â
Dalam seminar ini dijelaskan oleh beliau bahwa di Indonesia memiliki penduduk sekitar 254,9 juta jiwa yang mana sebagian dari itu adalah perempuan. Perempuan pada jaman dahulu dianggap sangat rendah oleh kaum laki-laki karena mereka berpikir bahwa perempuan hanya bisa mengasuh anak dan memasak. Padahal apabila kemampuan seorang perempuan diasah dengan rajin dan tekun, akan memberikan hasil yang sangat tidak diduga.
Beliau juga menjelaskan bahwa pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam RPJP 2005-2025 harus dapat meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan; kesejahteraan dan perlindungan anak di berbagai bidang pembangunan; penurunan jumlah tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi terhadap perempuan dan anak; dan penguatan kelembagaan dan jaringan PUG dan anak di tingkat nasional dan daerah termasuk ketersediaan data dan statistic gender. Peningkatan Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) kurang signifikan.
 Karena Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masih menduduki rangking 113 dari 187 negara di dunia, IPG Indonesia juga masih cukup menentang karena menduduki rangking 108 dari 187 negara di dunia, dan juga Indek Ketidakadilan Gender Indonesia berada pada rangking 103 dari 187 negara di dunia. Dalam pandangan global Pengarusutamaan Gender (PUG) merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk menjalankan agenda 2030 dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDG's).Â
Prioritas yang menjadi perhatian pemerintahan Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yaitu dengan adanya pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender dan perlindungan anak. Dan beliau berpesan dan mengharapkan terutama kepada mahasiswi Univertas Airlangga yang sebagai penerus bangsa agar jangan sampai kalah dengan negar lain untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara emas mensejahterakan rakyatnya dan dapat dihargai oleh Negara lain karena memiliki SDA yang tinggi.
Tidak hanya Ibu Niken saja yang menjadi pembicara, tetapi juga ada Ibu Suraiya Kamaruzzaman. Beliau adalah seorang aktivis HAM perempuan dan pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat Bunga Aceh. Beliau dianugerahi penghargaan perdamaian UNDP atas upayanya mendampingi para perempuan Aceh yang terperangkap dalam konflik bersenjata. Beliau menginspirasi semua peserta seminar dengan cerita-cerita pengalamannya saat berjuang dengan perempuan yang lain.Â
Beliau bercerita bahwa beliau dahulu merupakan seorang perempuan pertama yang mengikuti organisasi dengan anggota yang berisikan laki-laki semua dan beliau diejek karena menurut laki-laki perempuan bisa apa. Namun beliau gigih dengan keinginannya dan yakin bahwa seorang perempuan bisa melakukan segala apapun dan dalam bidang apapun.Â
Kemudian beliau juga bercerita bahwa dulu saat ada konflik bersenjata di Aceh, para perempuanlah yang membuat strategi dan menolong untuk masyarakat bersembunyi dari konflik tersebut. Dan beliau berpesan kepada peserta seminar terutama kepada mahasiswi Universitas Airlangga untuk tetap berjuang memilih apa yang diinginkan dan jangan pernah merendah dengan apa yang dikatakan orang dan selalu semangat untuk memajukan Bangsa dan Negara dengan berbagai prestasi.
Annisa Nur Isnaini (Universitas Airlangga-Fakultas Perikanan dan Kelautan)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H