Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan besar, terutama terkait dengan kualitas dan kuantitas pasokan air bersih, serta efisiensi dalam pengelolaan distribusinya. Masalah ini muncul dengan berbagai sebab. Mulai dari manajemen yang kurang profesional, hingga kondisi infrastruktur pengolahan dan penyaluran air yang kurang memadai.
Salah satu solusi yang semakin menarik perhatian adalah kerjasama bisnis-to-bisnis (B-to-B) antara PDAM dan perusahaan swasta. Kerjasama ini diyakini dapat mengatasi berbagai permasalahan dalam sistem pelayanan PDAM yang sering kali terbatas oleh faktor anggaran, teknologi, dan keahlian manajerial.
Kerjasama B-to-B menawarkan model yang memungkinkan PDAM bekerja sama dengan perusahaan swasta dalam berbagai aspek, mulai dari pengadaan teknologi, pengelolaan sistem distribusi, hingga peningkatan infrastruktur. Lewat skema ini, PDAM bisa memanfaatkan pengalaman, keahlian, dan investasi yang dimiliki oleh perusahaan swasta untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan air bersih.
Perusahaan swasta yang memiliki teknologi canggih dan kapabilitas finansial yang kuat dapat membantu PDAM dalam memperbarui infrastruktur, seperti jaringan pipa yang sudah tua dan sistem penyaringan yang tidak efisien. Dalam jangka panjang, ini bisa mengurangi kerugian air akibat kebocoran (non-revenue water), yang sering menjadi salah satu masalah utama dalam pengelolaan air bersih.Â
Selain itu, melalui kerjasama ini, PDAM juga bisa mendapatkan akses kepada teknologi pengelolaan data yang lebih baik, yang memungkinkan pengelolaan distribusi air lebih tepat sasaran dan berbasis pada analisis data.
Dengan kerjasama B-to-B, PDAM akan mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan air bersih. Karena keterlibatan perusahaan swasta, PDAM bisa memperoleh dukungan finansial yang dibutuhkan untuk memperluas jaringan distribusi, terutama di daerah yang selama ini sulit dijangkau karena kendala geografis atau infrastruktur yang terbatas.Â
Kualitas air yang disalurkan juga akan lebih terjamin. Perusahaan swasta memiliki kapasitas dan pengalaman di bidang teknologi pengolahan air yang akan membawa peningkatan pada sistem penyaringan dan pengolahan air. Dengan demikian, kualitas air yang sampai ke konsumen akan lebih baik, sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan.
Namun, meski menawarkan banyak keuntungan, kerjasama B-to-B untuk solusi masalah pelayanan PDAM bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan besar adalah memastikan adanya kesepakatan yang adil antara kedua belah pihak. PDAM, sebagai badan usaha milik daerah, memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pelayanan yang diberikan tetap terjangkau oleh masyarakat, terutama bagi mereka yang berada dalam kategori berpenghasilan rendah. Sementara itu, perusahaan swasta tentunya mengutamakan keuntungan sebagai tujuan utama mereka.Â
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa skema kerjasama ini dirancang dengan hati-hati, agar kepentingan masyarakat dan sektor swasta dapat seimbang.
Kerjasama B-to-B juga sering kali memerlukan waktu dan sumber daya yang cukup besar untuk menyusun dan menyepakati perjanjian, terutama dalam hal pengelolaan keuangan dan pembagian hasil. PDAM harus memastikan bahwa pengelolaan dana dan pendapatan hasil kerjasama ini dilakukan secara transparan dan akuntabel, mengingat pentingnya pengelolaan yang baik untuk menjaga keberlanjutan layanan air bersih.