Mohon tunggu...
Anis Murzil
Anis Murzil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Organisator

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Alam dan Swasembada Energi

14 Desember 2024   21:54 Diperbarui: 14 Desember 2024   21:54 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : www.istockphoto.com

Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada energi. Namun, hingga kini, upaya untuk mewujudkan kemandirian energi sering kali terhambat oleh berbagai tantangan, mulai dari ketergantungan pada bahan bakar fosil hingga kurangnya optimalisasi sumber daya energi terbarukan. Pertanyaannya, apakah kita sudah benar-benar memanfaatkan alam sebagai sumber energi yang berkelanjutan?

Alam Indonesia memberikan beragam peluang untuk memenuhi kebutuhan energi, baik dari energi fosil seperti minyak dan gas, maupun energi terbarukan seperti matahari, angin, air, dan biomassa. Dengan lebih dari 17.000 pulau dan iklim tropis, Indonesia berada di posisi strategis untuk mengembangkan energi terbarukan. Matahari, misalnya, dapat menyediakan energi sepanjang tahun. Laut dan sungai kita memiliki potensi besar untuk pembangkit listrik tenaga air, sementara kawasan pesisir cocok untuk pengembangan energi angin.

Namun, realitas menunjukkan bahwa pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih sangat minim. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada 2023, kontribusi energi terbarukan terhadap bauran energi nasional baru mencapai sekitar 14 persen, jauh dari target 23 persen pada 2025. Ini mengindikasikan adanya tantangan besar dalam infrastruktur, pendanaan, hingga regulasi yang mendukung transisi energi.

Swasembada energi tidak hanya soal memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga soal kemandirian ekonomi. Ketergantungan pada impor bahan bakar fosil membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga global. Padahal, jika energi terbarukan dikelola dengan baik, kita tidak hanya bisa mengurangi impor, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing industri.

Alam sejatinya telah menyediakan solusi. Teknologi panel surya, turbin angin, hingga biomassa menunjukkan bahwa energi dapat dihasilkan secara ramah lingkungan. Namun, semua ini membutuhkan dukungan politik dan kebijakan yang kuat. Pemerintah harus berani memberikan insentif bagi investor energi terbarukan, sekaligus mendorong masyarakat untuk menggunakan teknologi ramah lingkungan.

Selain itu, pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya energi berkelanjutan juga perlu ditingkatkan. Generasi muda harus diajarkan bahwa alam bukanlah sumber daya yang tak terbatas, tetapi sesuatu yang harus dikelola dengan bijak. Dengan cara ini, kita tidak hanya menciptakan generasi yang sadar lingkungan, tetapi juga yang inovatif dalam mencari solusi energi.

Swasembada energi adalah jalan panjang yang membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Alam Indonesia adalah modal utama yang harus dimanfaatkan secara bijak dan berkelanjutan. Dengan komitmen bersama, kita bisa menjadikan alam sebagai mitra dalam menciptakan kemandirian energi, demi masa depan yang lebih baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun