Istilah Trio Macan amatlah familiar di telinga, lantaran dua hal; pertama, group vokal dangdut yang digawani trio seksi Lia Amelia, Iva Novanda dan Sherv Cacha dengan goyangan hotnya; kedua, akun twitter "nakal" @triomacan2000 dengan kicauan liarnya.
Dalam beberapa hari terakhir, istilah Trio Macan membahana kembali tapi bukan dengan goyangan atau keliaran dua Trio Macan di atas. Kali ini Trio Macan yang konon penguasa istana negara alias ring 1 Presiden Jokowi. Dan mereka adalah Rini Soemarno, Andi Widjayanto, Luhut Panjaitan. Ketiganya memang orang-orang yang kerap terlihat terus mendempeti Presiden. Bahkan, jauh sebelum Pilpres 2014 lalu, ketiganya memang punya peranan penting dalam dapur "pemenangan" Jokowi.
Jauh sebelum istilah Trio Macan ini gempar, memang pernah beredar isu mengenai istilah "pembisik" dari istana. Konon Presiden Jokowi berada dalam bayang-bayang sejumlah pembisik istana. Kini, teranglah sudah bahwa "pembisik istana" itu tidak lain adalah Trio Macan.
Trio Macan ini memang punya sihir memukau yang bisa mengarahkan sepak terjang Jokowi. Ketiganya laksana pertautan titik tiga dimensi. Luhut sebagai representasi militer, lalu Andi Widjayanto sebagai ahli strategi politik dan intelejen, serta Rini sebagai pembisik mengenai kebijakan publik. Tenaga dan isi kepala ketiganya tentu sangat diperlukan Jokowi. Sehingga wajar bila gaya kepemimpinan Presiden disinyalir diwarnai oleh sihir bibir Trio Macan itu.
Sebetulnya, sihir Trio Macan itu sudah bisa terlihat jauh sebelum Jokowi dilantik. Rini dan Andi misalnya memang menjadi aktor utama dari Rumah Transisi. Dari sanalah perencanaan pemerintahan Jokowi termasuk pembahasan mengenai kabinet ditentukan. Rini dan Andi terutama tidak bisa dilepaskan dari pilihan nama-nama pengisi kabinet.
Saya masih ingat bahwa dari rumah transisi lah pernah terwacana bahwa tim anggota rumah transisi "tidak ada" yang akan jadi menteri. Faktanya, tiga dari aktor utamanya (Anies Baswedan, Rini, dan Andi) toh terlibat di pusaran kabinet.
Lalu, dua aktor penting lainnya yang awalnya juga digadang-gadang bisa jadi menteri (Akbar Faisal dan Hasto) ternyata tidak dapat apa-apa. Sempat beredar isu saat itu bahwa Akbar Faisal sedikit kecewa pasca pengumuman kabinet, dan itu nampak dari kicauan Akbar di twitter.
Kini, Sejumlah kader PDI-Perjuangan gusar dengan sihir Trio Macan yang menggoyang istana. Effendi Simbolong bahkan sudah meneriakkan agar Presiden Jokowi memecat mereka karena sudah menjadi dalang dari bencana politik tanah air. Trio Macan bahkan dituding sebagai aktor yang telah membangun tembok berlin antara istana dengan PDI-Perjuangan.
Anehnya, kasat-kusut mengenai Trio Macan ini menggelinding ke publik di saat situasi politik sungguh-sungguh memuncak. Dan Presiden Jokowi sedang berada di luar negeri (Malaysia). Apakah ini sengaja dimunculkan agar di luar negeri Pak Presiden bisa "sadar diri" dan merefleksi kebelakang bagaimana sesungguhnya "kontribusi" Trio Macan itu. Apakah memang telah membius isi kepalanya? Ini momen baik bagi Presiden tentu saja dan akan sangat menarik bila sepulang dari lawatannya, Jokowi angkat bicara atau bahkan berani melengserkan Trio Macan.
Bangsa ini agaknya memang sedang sakit kanker stadium 4. Saya sangat tergelitik dengan perkataan Professor Jimly soal orang salah dan orang jahat. Sekarang ini, masyarakat awam pun semakin puyeng bahkan lama-lama tidak mau ambil pusing terhadap politik dalam negeri kita lantaran banyaknya anggota KPK yang dipersalahkan hanya karena kesalahan-kesalahan (masa lalunya). Padahal mereka bukan koruptor dan penjahat bangsa yang sesungguhnya? Lalu penjahat bangsa yang sesungguhnya justru mendapatkan angin segardan diuntungkan di balik gonjang-ganjing politik ini.
Demikian pula dengan Trio Macan tentunya, mereka itu "orang salah" atau "orang jahat"? Entah! Istana jauh lebih tahu lah!