[caption id="attachment_350422" align="aligncenter" width="300" caption="Dok.Pribadi"][/caption]
Siang tadi saya menggunakan jasa tukang sol sepatu keliling untuk menjahit dua sendal tua. Ongkosnya lumayan murah meriah. Sepuluh ribu rupiah saja untuk jahitan kedua sendal kumal saya itu.
Sebut saja namanya Permadi (45). Sambil menjahit sendal, saya mencoba mengajaknya mengobrol santai.
“Dari Jawa mana mas?” tanya saya.
“Lamongan mas,” jawabnya santai.
“Sudah lama tinggal di Makassar yah mas?” tanya saya lagi.
“Sudah empat belas tahun mas,” katanya.
Rupanya sudah cukup lama juga ia di Makassar. Saking lamanya, Permadi mengaku sudah lebih fasih berbahasa Makassar ketimbang bahasa Jawa. Sebagai tukang sol sepatu keliling, Permadi sangat telaten menekuni profesinya. Setiap pukul sembilan pagi, Permadi sudah mengayun sepedanya dari lorong ke lorong. Dan dari kompleks ke kompleks.
“Berarti sudah mencoblos di Makassar yah mas?” tanya saya.
“Iya mas! Sudah tiga kali Pemilihan Presiden saya di Makassar. Dua kali saya memilih SBY,” ungkapnya polos.
Mendengar jawabannya itu, saya iseng bertanya soal siapa yang dipilihnya pada Pilpres 2014 lalu. “Jujur saja mas, saya pilih Prabowo!” nada suaranya sedikit malu-malu. Barangkali karena ia tahu bahwa saya (dan mayoritas orang Sulsel) memilih Jokowi.
“Saya setia pada perjuangan Prabowo mas!” tegasnya.
“Kira-kira bagaimana yah ceritanya seandainya Prabowo menang yah mas?” Tanya saya iseng. “Apakah negeri ini akan jauh lebih baik dari sekarang yah?” lanjut saya, saat ia mencoba menarik nafas untuk membeberkan tanggapan pribadinya.
Karena Permadi seperti sedikit canggung beropini maka saya berkata “mungkin bangsa ini akan baik-baik saja mas yah. Maksud saya tidak akan ada perseteruan sengit antara KPK vs Polri seandainya Prabowo Presiden” mendengar jawaban saya ini, Permadi spontan mengangguk. Tersenyum, sumbringah!
“Itulah mas, tapi yah mau diapa lagi,” ia mulai bicara.
“Kini, mas Joko seperti dihantui banyak masalah yah mas.” Kata saya tertawa sinis. Sekali lagi mencoba memancing Permadi agar bisa berani bicara.
“Iya....iya mas, betul itu!” kata Permadi serius.
“Tapi, kita harus tetap menjalani kenyataan yang ada. Maksud saya tetap mendukung Mas Jokowi,” ucapnya yakin.
Tak terasa pekerjaannya sudah selesai. Dua sendal kumal saya akhirnya sudah bisa dipakai. Sejenak saya mengamati hasil kerjanya, sangat sempurna.
Dalam hati saya berkata “Memang suatu tugas dan pekerjaan harus diberikan pada ahlinya.” Emmm, saya jadi teringat headline berita media di Makassar hari ini (10/2), Walikota Makassar sedang memproses seleksi lelang jabatan publik. Jadi, sejumlah jabatan struktural dipilih secara terbuka dan melibatkan tokoh masyarakat, akademisi, pakar, LSM, maupun pers. Semoga saja pejabat yang terpilih benar-benar sesuai dengan keahlian, kapasitas, termasuk minat dan bakatnya pada bidang atau tugasnya. Tidak lagi seperti yang lalu-lalu, banyak lembaga atau jabatan struktural yang tidak linear dengan keahlian dan kapasitas pejabatnya.
Emmmm! Sempat-sempatnya saya berkhayal ke sana ke mari. Saya lupa bahwa ada Permadi yang sudah siap melanjutkan pencarian rezekinya. Dengan semangat dan etos kerja serta kecintaan pada profesinya.
“Ini mas, sepuluh ribu yah?” kata saya.
“Iya mas, terima kasih banyak,” senyumnya meriah sambil menunduk sopan.
“Saya tambahkan bonus, dua ribu rupiah mas (jadi dua belas ribu semua),” saya menyodorkannya selembar uang dua ribuan lagi yang kebetulan memang tertarik keluar bersama uang sepuluh ribuan tadi.
“Alhamdulillah mas, dapat rejeki,” Permadi berterima kasih sekali lagi. Uang yang masih ada di tangannya di kecupnya sekali sebelum dijebloskannya dalam sakunya.
Permadi berlalu, mengayun sepedanya di tengah terik matahari. Mencari rezeki yang halal! Dalam hati nuraninya yang paling dalam, ia pun mendambakan Indonesia yang lebih baik walau Presidennya bukan sang idolanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI