Mohon tunggu...
Anis Kurniawan
Anis Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis, berjumpa dan berkolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyelam di Kedalaman 8 Sajak Kompasianer Perihal Pergantian Tahun

31 Desember 2015   19:40 Diperbarui: 31 Desember 2015   19:40 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak pagi, saya menggeledah tulisan-tulisan di Kompasiana. Iya! Saya penasaran, celoteh apa yang berhembus dalam kepala para Kompasianer, menjelang tahun baru. Dan, saya pun akhirnya berlabuh pada rubrik "Fiksiana". Saya membaca dan mendalami sejumlah puisi atau sajak-sajak.

Diantara sajak-sajak yang ada dan saya baca, inila delapan sajak tentang tahun baru yang membuat saya tenggelam dan terhanyut. Pertama, puisi karya Amir Hamzah berjudul " Aku, 7 jam sebelum 2016" (diposting 31/12 - pukul 17:18). Sebuah puisi renungan yang mengajak kita agar selalu menjaga relasi kasih pada sesama. Inilah petikan puisi Amir:

"jaga kepekaan kami untuk saling mengerti, untuk saling menyayangi, untuk saling mencintai, untuk saling peduli, untuk saling menyayangi, untuk saling memcintai teman, sanak family, saudara-saudara, serta orang-orang yang belum merasa bisa tetsenyum"

Puisi pengharapan dari Amir Hamzah sekaligus suatu lantunan doa memasuki tahun 2016. Metafora doa juga dituturkan Purwosetiono dalam sajaknya berjudul "Selamat Tahun Baru" (diposting 31/12 - pukul 15:27). Purwo merepresentasikan doa kita semua yakni kesejahteraan dan perlindungan dari yang kuasa. Begini petikan sajaknya:

selamat tahun baru 2016/ semoga kita makin sejahtera/ dalam lindungan tuhan yang maha kuasa/ amin

Selain doa dan pengharapan, ada puisi Kompasianer juga yang memberi perspektif menghadapi pergantian tahun. Adalah Seorang  Christian Timor dalam sajaknya bertajuk "Perempuan Desember" (diposting 31/12 - pukul 17:27). Bagi Christian, tahun baru harus membawa kita pada sebuah kehidupan yang lebih baik. Simak petikan sajaknya berikut:

kita cukup dalam cerita/ mengendap dalam desember/ menjadi baru di tahun baru

Suatu perspektif tentag tahun baru diekspresikan oleh  Taufiq El Hida. Dalam sajaknya berjudul "akhir tahun, awal bingung, (diposting 31/12 - pukul 17:27), El Hida mengingatkan tentang perlunya bersuka cita di tahun baru. Dalam petikan sajaknya, El Hida berkata:

Tahun baru tiup terompet/ rayakan dengan bersuka cita/ semoga esok tidak kiamat/ agar kau rasa indahnya cinta

Lalu, ada puisi pendek yang menarik dari Andre Jayaprana. Judulnya " Berlabuh" (diposting 31/12 - pukul 08:23). Andre memberi pandangan filosofis betapa perjalanan waktu laksana sedang berlabuh. Inilah petikan puisi Andre:

senja pun tiba/ petualang berlabuh/ menutup tahun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun