Saya ingat betul bagaimana kami diarahkan ke perpustakaan saat guru mata pelajaran berhalangan. Gembiranya bukan main, sebab sebagian kawan saya mengira bahwa berada diperpustakaan adalah sebuah momen bersantai. Ada beberapa di antara kami yang memang membaca buku tetapi lebih banyak yang hanya bersendagurau saja.
Beruntunglah, beberapa tahun terakhir perpustakaan yang dikelola pemerintah mulai berbenah. Koleksi buku-bukunya semakin lengkap. Di beberapa daerah, ruang perpustakaannya mulai ber-AC sehingga pengunjung bisa membaca dengan betah. Walau begitu, di beberapa tempat juga, perpustakaan pemerintah masih sangat kaku, infrastukturnya belum maksimal.Â
Keluhan masyarakat selama ini juga patut didengar, konon beberapa perpustakaan masih terlalu administratif dalam melayani pengunjung. Padahal, Â idealnya perpustakaan haruslah nyaman dan inklusif.Â
Bayangkan saja betapa menariknya bila perpustakaan tetap buka di hari libur bahkan malam hari.Â
Jadi, kita bisa menjadikan perpustakaan sebagai ruang rekreasi sambil membaca. Jadi, masalah kita memang sangat klasik yakni kita adalah bangsa yang tidak terbiasa berkubang dengan buku-buku. Saya jadi ingat cerita kawan tak lama setelah jadi sarhana, Â orang tuanya bertanya: "untuk apa lagi kau selalu beli buku padahal kau sudah sarjana? "Â
Wajar saja bila mayoritas rumah-rumah kita adalah rumah yang tanpa buku-buku. Sebab, sejak kecil ada doktrin bahwa buku yang dibca dan dibeli hanyalah buku pelajaran. Atau dalam bahasa lain, kebutuhan membaca hanya karena kepentingan tugas sekolah atau kampus.Â
Beruntung, akhir-akhir ini semakin banyak rumah baca yang dipelopori relawan dari pelbagai komunitas. Semakin banyak pula perpustakaan milik perorangan atau swasta justru dengan nuansa yang lebih menarik dan koleksi buku yang lengkap.Â
Harus ada narasi baru atau kontra narasi di tengah awamnya bangsa kita terhadap buku dan perpustakaan. Semisal "bangsa hebat adalah bangsa yang merawat perpustakaan dalam kepala".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H