Mohon tunggu...
Anis Kurniawan
Anis Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis, berjumpa dan berkolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi dan Kolaborasi Trans-Komunitas

5 September 2018   08:30 Diperbarui: 5 September 2018   08:46 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Brigpol Ilham berjuang secara sukarela untuk membawa buku-buku setiap ke desa-desa. Awalnya ia hanya memperkenalkan beberapa buku saja yang selalu ia sertakan di tas bawaannya. Buku-buku itu sengaja ia tunjukkan pada saat bertemu warga. Keseringan demikian, awalnya warga hanya berminat membuka-buka. "Setelah itu mereka bertanya perihal isi buku, lalu ada yang tertarik membacanya dan meminjamnya." Tutur Ilham.

Berkat aksinya itu, Ilham telah memprakarsai beberapa rumah baca. Buku-buku di desa itu pun berdatangan setiap saat berkat kiriman dari Pustaka Bergerak Indonesia. Semakin banyak yang tertarik membaca buku. Ilham yang familiar dengan seragam polisinya pun kemudian semakin bersahabat dengan masyarakat. "Dari anak-anak hingga orang tua, semua saya ajak bergaul dan terutama menganjurkan mereka agar membaca," ucapnya.

Apa yang diakukan Brigpol Ilham telah menginspirasi banyak orang. Di berbagai desa di Sulsel, tidak sedikit anak-anak muda (baik yang masih kuliah maupun yang baru selesai sarjana) memilih pulang kampung dan mendirikan rumah baca. Mereka menginspirasi orang-orang terdekatnya.

Semakin banyak yang ingin mengambil bagian dalam upaya merangsag minat baca masyarakat. Sebagai salah satu narasumber pada diskusi itu saya membuat tiga catatan penting sekaligus sebagai closing statement sebagai berikut: (1) negara harus berpihak pada upaya mendorong terciptanya iklim literasi; (2) pengembangan literasi semestinya dimulai dari rumah. Setiap keluarga sudah semestinya menyiapkan perpustakaan keluarga yang memadai sehingga anak-anak tertarik dengan buku sejak dini; (3) diperlukan kolaborasi trans komunitas agar energi besar dari gerakan minat baca ini dapat meledak sebagai sebuah kebudayaan.

Sebagai catatan penutup, program pengiriman buku gratis setiap tanggal 17 kerjasama kantor pos telah memberi dampak besar terhadap perkembangan minat baca di Indonesia. Kebijakan berpihak ini harus diapresiasi. Walau begitu, kita perlu satu policy lagi yakni terkait harga buku yang mahal serta perlunya memberi subsidi bagi penulis.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun